Lihat ke Halaman Asli

Sawitri Layungsari

Psychology Student

Peran Orangtua dalam Membantu Anak yang Mengalami Academic Burnout

Diperbarui: 28 Juli 2021   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by August de Richelieu from Pexels

Pada tanggal 12 maret 2020 WHO menyatakan COVID-19 adalah virus  pandemik, karena virus tersebut sudah menyebar ke seluruh dunia. Pandemi ini telah menyebabkan banyak perubahan diberbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya adalah pendidikan.

Pada masa pandemi COVID-19, yang berperan besar pada pendidikan formal anak bukan hanya sekolah dan guru lagi, tetapi orang tua juga menjadi salah satu pengaruh besar pada pendidikan formal anak karena orang tua lah yang saat ini paling bisa mengawasi proses belajar anak dirumah masing-masing.

Saat ini, anak-anak diseluruh dunia diharuskan belajar dari rumah masing-masing menggunakan program belajar berbasis  E-Learning atau belajar dalam jaringan dengan memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan oleh berbagai macam aplikasi belajar dalam jaringan. Namun terkadang sistem belajar dalam jaringan tidak selamanya berjalan lancar.

Beberapa kendala yang sering dialami oleh anak-anak selama belajar dalam jaringan adalah sinyal provider yang kurang stabil di masing-masing wilayah, kuota internet yang terbatas, gawai yang tidak memadai, dan berbagai macam problematika lainnya. Kendala tersebut dapat memicu munculnya stress pada pelajar. Di Indonesia sendiri, banyak pelajar yang mengalami stress selama melaksanakan belajar dalam jaringan, stress yang bertumpuk pada pelajar dapat membuat mereka mengalami academic burnout.

Academic burnout adalah keadaan dimana terjadi kelelahan mental, fisik, atau emosional yang terjadi pada pelajar akibat tuntutan belajar. Pada zaman sekarang, anak-anak rentan mengalami stress yang diakibat kan oleh tuntutan belajar, Baik itu dalam bentuk akademik, pekerjaan rumah, olahraga atau kegiatan lainnya, anak-anak menghadapi tanggung jawab ekstra yang tidak pernah ada sebelumnya. Seiring waktu, ini secara bertahap dapat menyebabkan kelelahan sekolah pada anak-anak, yang dapat merugikan kesehatan mereka.

Sebagai orang tua, bagaimana cara untuk mengetahui bahwa anak anda mengalami academic burnout? Berikut adalah tanda-tanda awal anak anda mengalami academic burnout.

  • Gelisah yang berlebihan
  • Perasaan putus asa
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Sering tertidur ketika kegiatan belajar atau tidur berlebihan
  • Tertinggal dalam pembelajaran
  • Menarik diri atau menghindari kegiatan belajar

Apabila anak anda mengalami tanda-tanda yang disebutkan diatas, orang tua harus yakin bahwa academic burnout merupakan penyebab munculnya tanda-tanda tersebut karena tanda-tanda diatas juga dapat diasosiasikan dengan permasalahan bullying, masalah kesehatan mental, atau penyalahgunaan obat-obatan. Berbicara dengan anak-anak anda dan tetap aktif terlibat dalam kehidupan mereka membantu orang tua memahami apa masalah sebenarnya.

Jika benar anak anda mengalami academic burnout, orang tua dapat:

  • Bekerja dengan anak-anak untuk mengembangkan tujuan yang menantang tetapi realistis
  • Bantu anak-anak mengelola jadwal sehat yang mencakup aktivitas yang menghilangkan stres dan menyenangkan
  • Berikan contoh yang baik untuk perawatan diri dan moderasi dalam segala hal---bahkan belajar dan bekerja
  • Nyatakan harapan positif dan realistis yang mendorong anak-anak untuk sukses tanpa mendorong mereka ke kebiasaan yang tidak sehat
  • Biarkan anak-anak tahu bahwa kesempurnaan itu tidak perlu, dan kegagalan adalah bagian hidup yang sehat yang dapat membawa kesuksesan di kemudian hari.

Orang dewasa dapat merasa stres karena berbagai alasan seperti pekerjaan, tugas rumah tangga, dll. Perlu diingat bahwa anak-anak juga dapat merasakan stres. Jadi, bagaimana orang tua dapat menolong? Sebagai orang terdekat dengan anak, orang tua dapat membantu anak-anak mereka dengan cara mengidentifikasi tanda-tanda academic burnout pada anak anda, menanggulangi dampak academic burnout, dan mencegah terjadinya academic burnout pada anak, terutama pada masa pandemi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline