Lihat ke Halaman Asli

SAWAHLUNTO BUDAYA

DINAS KEBUDAYAAN KOTA SWAHLUNTO

Lomba Tonil Bahasa Tangsi Kembangkan Warisan Budaya

Diperbarui: 27 Oktober 2024   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOK MBKM TVF ISI PADANG PANJANG

LOMBA TONIL BAHASA TANGSI KEMBANGKAN WARISAN BUDAYA

Sawahlunto - Dalam rangka menyambut hari ditetapkannya bahasa Tangsi sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pada 10 Oktober 2018. Pemerintah Kota Sawahlunto melalui Dinas Kebudayaan Mengadakan Lomba Tonil Bahasa Tangsi pada 8 Oktober 2024 di halaman depan Museum Lubang Tambang Soero, Tangsi Baru, Kelurahan Tanah Lapang, Kota Sawahlunto.

“Bahasa Tangsi adalah sebuah produk karya budaya hasil dari proses pertambangan batu bara di Sawahlunto. Buruh tambang yang datang dari berbagai daerah sejak awal eksploitasi batu bara pada tahun 1880-an telah menciptakan dialektika berkomunikasi ala multicultural tersendiri yang tidak ditemui di tempat lain”, ujar Bapak Syukri, S.Sn Kabid Kesenian Sejarah dan Nilai Budaya Kota Sawahlunto.

DOK MBKM TVF ISI PADANG PANJANG

DOK MBKM TVF ISI PADANG PANJANG

Pengembagan bahasa tangsi  lewat pertunjukan teater  yang diberi nama Tonil dalam KBBI yaitu sandiwara, serapan dari  bahasa Belanda Het toneel. Pelestarian budaya lewat lomba Tonil bahasa tangsi ini merupakan upaya untuk menjaga dan mempromosikan warisan budaya melalui berbagai bentuk kompetisi atau perlombaan. Dalam konteks ini, lomba atau kompetisi diselenggarakan dengan tujuan agar masyarakat terutama generasi muda dapat mengenal, menghargai, dan melestarikan budaya tradisional.

DOK MBKM TVF ISI PADANG PANJANG

Lomba ini antusias diikuti oleh 8 Kelompok yaitu kelompok Bima Sakti, Kocar Kacir, Fakela Squad, SMKN 1 (SKANSA) Sawahlunto, Kelompok Srikandi, Kelompok Waren (Warga Duren), FAKA, dan Kelompok SMAN 3 Sawahlunto. Mereka menampilkan berbagai cerita tentang warisan budaya yang ada di Kota Sawahlunto . Menggunakan bahasa tangsi dan keahlian gerakan maupun ekspresi yang dilakukan pemain. Selain meghibur masyarakt yang menonton, tujuan utama dari pelestarian budaya lewat lomba ini adalah untuk menjaga agar warisan budaya tidak terlupakan dan tetap relevan di masyarakat modern. Selain itu, dengan adanya lomba Tonil Bahasa tangsi, masyarakat juga bisa lebih termotivasi untuk mempelajari dan mengembangkan keahlian dalam bidang budaya tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline