Penulis: Kelompok KKN 89
PECORO, KAB. JEMBER -- Selasa sore (26/7), Mahasiswa KKN Kolaboratif 13 Perguruan Tinggi se-Kab. Jember, salah satunya adalah kelompok 89 yang menggabungkan 3 Perguruan Tinggi terdiri atas Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Jember dan Universitas dr. Soebandi Jember melakukan kegiatan KKN Tematik. Cakupan kegiatan ini, yaitu terkait potensi desa di Desa Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember.
Sebuah usaha industri rumahan camilan yang dikenal dengan Gipang sebagai produk olahannya. Di mana, usaha tersebut diawali dari nol oleh sepasang suami istri.
"Dari tahun 2006, awal mulanya tadinya saya dan bapak, itu sales keliling bawa makaroni, Gipang. Setelah itu saya pengen bikin sendiri, begitu. Terus ada mesin yang mau dijual, saya beli jadinya, ada jalan dan ada peluangnya," begitu ungkap Ibu Dewi Ani selaku pemilik usaha industri rumahan.
Peningkatan produksi dan permintaan pasar terhadap produk Gipang semakin meningkat pesat seiring berkembangnya usaha. Ibu Dewi Ani menyampaikan bahwa pada momentum Maulid Nabi hingga Ramadhan menjadi puncak banyaknya permintaan Gipang.
"Setiap harinya ada lembur. Ndak mampu kalau mesinnya cuma 1 tuh kurang," ungkapnya.
Industri rumahan milik Ibu Dewi tersebut memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar, khususnya masyarakat di Desa Pecoro sebab mampu membuka lapangan pekerjaan dan mendorong peningkatan taraf hidup warga.
"Yang bekerja di sini ya tetangga di sini wes, kayak ibu-ibu itu, yang ndak kerja saya ajak ke sini," ungkapnya.
Akan tetapi, ada beberapa permasalahan yang perlu diperbaiki yakni terkait SOP (Standard Operating Procedure) dalam packing dan packaging. Bagaimana sebuah produk dikemas secara baik dan benar serta menampak sisi interest bagi konsumen. Sedangkan, packaging-nya menggunakan plastik tipis yang kemudian dijilit dengan obor kecil.
Problematika tersebut memberikan impact penurunan kualitas produk yang diakibatkan dari packing Gipang yang tidak safety sehingga kerugian bertumpu pada produsen melalui retur.