Bulan Mei adalah bulan Maria bagi umat Katolik di seluruh dunia. Tentunya di Indonesia juga tidak ketinggalan. Biasanya di bulan Maria, umat Katolik berziarah ke Gua Maria yang tersebar di semua gereja maupun tempat lain.
Ziarah ini bermaksud untuk merenungkan tentang Bunda Maria sebagai Bunda Yesus yang telah mendampingi Putera terkasihnya sejak dari awal sampai meninggal di kayu salib.
Dalam ziarah juga mendoakan untuk orang tua, saudara dan teman terutama yang sedang dalam pergumulan kehidupan. Doa menjadi cara kami untuk memeluk mereka.
Di dalam pengalamanku, walaupun aku bukan seorang Katolik (aku dari Protestan) menjalani ziarah juga ada didalamnya untuk merasakan dan mensyukuri berkat kasih dan perlindunganNYA didalam hidup ini. Seberat apapun peristiwa yang dihadapi jika didampingi oleh seorang Ibu dan dipimpin Puteranya maka akan lebih ringan menjalaninya.
Biasanya sebelum pandemi, aku dan beberapa teman berjalan bersama untuk melakukan ziarah. Seringkali hanya di seputaran Jakarta dan Tangerang atau jika kami mampu maka kami akan berziarah keluar kota.
Ketika pandemi memghantam maka 2 tahun kami tidak melakukan ziarah bersama. Oleh karena itu ketika pandemi sudah mulai mereda, kami semua sudah booster bahkan menjadi alumni covid, kami memutuskan untuk melakukan ziarah bersama dan tujuan kami adalah Yogyakarta sebagai ziarah perdana setelah covid.
Mengapa kami memilih Yogya ? Ada beberapa alasannya :
1. Yogyakarta selalu memiliki tempat istimewa dihati kami. Untukku sendiri karena Mama lahir dan besar di Yogya sejak kecil aku sering diajak kesana.
2. Yogya memiliki banyak tempat ziarah yang indah dan menyentuh hati
3. Wisata di Yogya banyak tempat yang bisa dijelajahi dan didatangi. Selalu ada tempat baru dengan pemandangannya yang indah.