Lihat ke Halaman Asli

Menulis Buku: Mematri Kenangan, Berbagi Pengalaman

Diperbarui: 15 Mei 2021   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Antologi Bunda Maria/dokpri

Antologi adalah karangan bunga" atau "kumpulan ", adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. (Wikipedia)

Awal Januari yang sering mendung dan langit mencurahkan hujan, aku membaca di status seorang teman di FB yang mengajak untuk menulis tentang Bunda Maria.  Cerita yang ditulis akan dimasukkan dalam sebuah Buku Antologi tentang Bunda Maria.

Kumpulan cerita dalam buku ini adalah tentang pengalaman para penulis merasakan dan bersentuhan langsung dengan kasih Sang Bunda.  Pengalaman-pengalaman yang mengajak pembaca untuk berefleksi dan merefleksikan kedekatan batin dan iman kepada Kristus dan Bunda Maria.

Pertama membaca ajakan menulis itu timbul keraguanku untuk ikut, namun setelah menimbang dari berbagai sudut, akhirnya aku memberanikan diri untuk ikut menulis.

Dengan menulis bersama-sama, aku merasa bebanku lebih enteng karena tidak harus menulis panjang dan lebar untuk satu buku.

Kemudian terkumpullah 34 penulis termasuk aku yang dengan semangat untuk ikut serta.  Banyak diantara kami masih pemula.  Aku percaya bahwa segala sesuatu harus dimulai dari awal. Untuk mencapai hadil maksimal harus melewati banyak proses. Aku musti lentur untuk bisa beradaptasi.

Dengan diberikan dateline (batas waktu) pengumpulan cerita, mulailah aku menulis tentang pengalamanku

Sebuah pengalaman yang sangat intim antara aku, Bunda Maria dan Yesus.  Di sebuah senja di Gereja Ganjuran, aku merasa disembuhkan dari sakit yang kualami. Sebuah sentuhan kasih yang indah dan tak terlupakan.

Pada saat buku Antologi yang terdiri dari 3 bagian dan 2 buku terbit.  Aku membaca banyak kesaksian dari para penulis.  Sungguh mengharukan dan juga menambah wawasan tentang sang Bunda.

Selain itu, aku jadi belajar bagaimana menerbitkan sebuah buku juga  tentang ribet dan rumitnya tata bahasa yang baik dan benar sekaligus ujian bagi ketelitian seorang Editor atau PJ.

Aku berterimakasih pada Kompasiana yang sudah mengajariku untuk menulis dalam tata bahasa dan alur yang baik. Menulis di Kompasiana membuatku terlatih dalam menuangkan pikiranku dalam sebuah tulisan.  Sehingga tidak terlalu banyak koreksi untuk tulisanku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline