Lihat ke Halaman Asli

Dongeng Nusantara: Sebuah Warisan Leluhur

Diperbarui: 20 Maret 2021   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Hari ini adalah Hari Dongeng sedunia, baru saja aku tahu bahwa hari ini sebenarnya istimewa.

Dongeng adalah cerita yang paling sering kudengar sejak kecil seperti kancil mencuri ketimun, Timun Mas, Bawang Merah dan Bawang Putih, Klenting kuning, cerita dongeng tentang rawa pening dan masih banyak lagi dongeng penghantar tidur.

Majalah anak-anak jaman dulu seperti Bobo dan si Kuncung juga memasukkan dongeng dalam ceritanya.

Kemudian ada lagi dongeng tentang Puteri Salju dan 7 kurcaci, Beauty and the Beast, Nutracker, Puteri Duyung dan dongeng ciptaan Hans Christian Andersen yang membawa khayalan seorang anak jauh melintasi ruang dan waktu.

Bahkan seringkali seorang anak ingin menjadi sesuai karakter utama dari dongeng yang dibacakan atau diceritakan secara terus menerus.

Aku ingat saat aku masih kecil, Eyang Kakung paling suka memceritakan dongeng rakyat yang diulang-ulang sampai kita semua hafal sedetail-detailnya.

Begitu pula cerita seperti cerita Damarwulan dan 7 bidadari tentang 7 bidadari yang terbang menuju bumi dan mandi di danau kemudian Damarwulan mengintip mereka dan mengambil 1 selendang milik salah satu bidadari. 

Saat semua sudah selesai mandi dan 6 lain bersiap terbang kembali ke kahyangan, 1 orang dari mereka tertinggal karena kehilangan selendangnya. Ia tak bisa terbang tanpanya.  

Kemudian Damarwulan "menolong" sang bidadari dan menikahinya. Selama menjadi istri dan memberi seorang anak tidak pernah kekurangan nasi karena kesaktian sang bidadari.  

Namun suatu hari, sang bidadari menemukan selendang yang disembunyikan oleh Damarwulan. Dan bidadari cantik tadi langsung memakainya dan meninggalkan Damarwulan beserta anaknya. Sungguh apes nasib Damarwulan.

Dalam cerita ini sebenarnya terkandung sebuah pembelajaran bahwa seseorang seharusnya jujur dan tidak menipu seseorang. Suatu hari serapat-rapatnya kebohongan pasti akan terbongkar juga dan pelakunya musti menerima hukuman dan resikonya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline