Kabar Duka. Telah berpulang kepangkuan Sang Pencipta Dr. Fransiskus Sanda M. Hum meninggalkan duka mendalam untuk seluruh mahasiswa dan alumi Universitas Nusa Cendana Kupang, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
"Tidak percaya akan semua ini, seperti mimpi saja mendengar semua ini. lngin berkata jangan terjadi,namun kenyataannya seperti ini, Bapa seluruh civitas academica Prodi PBSI Undana yang paling dicintai seluruh keluarga besar Prodi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia telah pergi kepangkuan Bapa di Surga. Kami sudah tidak bisa berkata -kata |agi.Dukacita mendalam ini mau dibawa ke mana lagi selain dalam doa penuh pada Tuhan Sang Pemilik Kehidupan. Bapa ini semua terlalu cepat, kemesraan ini terlalu cepat berlalu. Selamat jalan Bapa sayang Dr. Fransiskus Sanda,M.Hum tenang di rumah Bapa di Surga Bapa sayang". Tulisan diakun Facebook Prodipbsid Undana.
Barisan kalimat itulah yang hanya terucap dalam hati, tak ada kata-kata lain lagi untuk diungkapkan. Keberanian untuk menuliskan apa yang menjadi perasaan dari mahasiswa hingga dosen yang ditinggalkan.
Kabar yang datang menyelimuti duka PBSI Undana Kupang Bapak Dr. Fransiskus Sanda M. Hum telah berpulang menghadap sang penciptanya.
Kabar ini seolah tak percaya. Tapi saya tersadar bahwa dalam hidup, sering kita disodorkan dengan kenyataan-kenyataan yang tidak bisa diduga. Apalagi maut itu tidak berbau, siapapun tak ada yang bisa mengendusnya. Meski demikian, masih saja penulis diliputi rasa tak percaya.
Kenangan ketika masih duduk dibangku kuliah selama 4 tahun Dr. Fransiskus Sanda M. Hum tentangnya menggayuti benak saya dalam menulis ini. wajah dan penampilan selalu bersahaja, sorot matanya yang teduh, serta senyumnya yang tulus bagai lekat di pelupuk mata saat ini.
Menurut saya yang merupakan salah satu alumi PBSI Undana Kupang, Dr. Fransiskus Sanda M. Hum sudah menjalani hidupnya dengan baik. Mungkin lebih baik dari kebanyakan kita. Doanya mungkin telah terkabul, bahwa sang Pencipta lebih mencintainya daripada kita sehingga Allah mengambilnya lebih cepat dari dugaan kita.
Selamat Jalan Bapak, Jadikanlah pendoa bagi kami semua yang sedang ziara di dunia ini. Di surga adalah tempat terbaik untuk Bapak Dosen.
Kami percaya bahwa sejauh mana kita melangkah tetapi garis finisnya adalah kematian.
Saver Bhula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H