Pertumbuhan cafe di Bandung semakin pesat karena didukung dengan trend anak muda yang lebih memilih untuk bersantai di cafe. Berbagai macam cafe mulai menawarkan diri dengan keunggulan produknya masing-masing. Ada cafe yang menjual diri dengan konsep intagramable, ada yang mematok harga murah, dan bahkan ada yang menyajikan makanan dengan cara unik. Salah satu cafe yang sedang hits di Kota Bandung adalah cafe 372 Dago, cafe yang mengusung tema outdoor ini menjadi tempat alternatif yang sedang digemari kaum muda. Cafe yang buka dari jam 12.00--23.00 WIB ini nampak seperti bangunan biasa saja dari luar, tetapi ketika masuk dan menelurusi meja-meja yang tertata rapih di halaman belakang akan menciptakan rasa nyaman, didukung dengan lokasi Kota Bandung yang sejuk dan kicauan burung sore. Semua dekorasi yang terbuat dari kayu menambah kesan menyatu dengan alam, kondisi lingkungan yang masih asli ditambah rindangnya pohon turut menyejukan mata. Lokasi yang cukup strategis dan dekat dengan destinasi Gua Belanda dan Gua Jepang, sehingga caf ini selalu ramai. Cafehits ini juga menyediakan fasilitas yang menunjang kegiatan pengunjung, tersedia charge area, wifi, mushola, dan lapangan parkir luas mampu menampung kendaraan pengunjung dengan jumlah yang banyak.
Menu yang ditawarkan di cafe ini cukup unik dan beragam, ciri khas makanan yang di sajikan adalah camilan khas tatar sunda, seperti cireng yaitu tepung kanji yang digoreng dan disajikan dengan sambal rujak, lalu basreng yaitu baso ikan yang diiris tipis lalu digoreng dan tak luput juga icon Kota Bandung yaitu Siomay, makanan yang dikukus terbuat dari ikan disajikan dengan bumbu kacang yang terasa gurih. Tersedia juga disudut cafe menu angkringan, lengkap dengan nasi kucing, sate usus dan sate telur dengan penyajian yang masih sederhana menggunakan piring bambu dengan alas daun pisang dan tambahan sambal hijau, menambah kesan unik yang dirasakan oleh pengunjung. Menu andalan di cafe ini adalah Cireng dan Ice cappuccino, dengan harga yang relatif terjangkau antara Rp20.000,00 -- Rp30.000,00 untuk satu porsi ukuran sedang cukup dihabiskan untuk berdua. Pengunjung dapat melihat langsung cara barista menyiapkan minuman, hal ini juga menjadi daya tarik tersediri bagi pengunjung. Ice cappuccino yang disajikan dengan rasa yang tidak terlalu pahit, terasa perpaduan antara cappucino dan susu dengan tambahan beberapa balok ice, lalu ditambah dengan cireng yang masih mengeluarkan asap dengan tekstur yang kenyal dan disajikan dengan sambal rujak. Menu andalan lainnya adalah Hot Crme Brule, sensasi kopi panas dengan gula yang dibakar di atas, menambah kenikmatan yang didukung suasana Bandung yang sejuk dan dingin.
Sepanjang cafe terdapat tempat sampah disetiap ujung meja, para petugas juga tetap menjaga kebersihan area sekitar cafe demi menciptakan kesan yang nyaman dan bersih. Mayoritas pengunjung bisa menghabiskan waktu antara 2--3jam, dan mulai padat dari jam 16.00 WIB. Tempat ini mungkin bisa menjadi sarana berkumpul bersama teman, atau bahkan kumpul dengan keluarga. Tidak ada standar umur tertentu bagi pengunjung di cafe ini, tersedia juga tea bagi yang tidak terbiasa meminum kopi. Rating untuk salah satu caf andalan di Kota Bandung adalah 10/10, pengunjung yang datang biasanya akan berkunjung kembali karena daya tarik suasana yang jarang ditemukan di tempat lain.
Geliat perekonomian Bandung berputar dengan adanya tempat-tempat semacam ini. Labeling sebagai destinasi bagi wisatawan semakin melekat dan memperbanyak tawaran dalam menikmati liburan. Keadaan ini dapat tercipta karena integrasi dan kolborasi antara sektor swasta serta pemerintah daerah. Gagasan semacam ini yang membuat Bandung dapat terus berkembang pesat. Pengelolaan yang baik dapat memberikan dampak yang signifikan, sehingga menghasilkan iklim berwirausaha yang sehat. Sayang sekali tidak semua kota memiliki kesadaran akan pola ini, namun berbeda dengan Yogyakarta. Yogyakarta dapat tampil sebagai salah satu kota destinasi wisata terbaik di Indonesia. tidak heran keadaan Bandung dan Yogyakarta hampir sama. Perhatian pada sektor pariwisata menjadi tanggung jawab bersama. Hampir seluruh elemen masyarakat mengerti dan can mengaplikasinya. Salah satu contoh adalah tokoh bernama Dr. Ir. Bambang Soepijanto. Beliau merupakan mantan Direktur Jenderal Planologi yang pada tahun 2019 siap berkompetisi untuk memeproleh satu kursi anggota DPD RI melalui daerah pemilihan Yogyakarta. Bambang Soepijanto yang memiliki latar belakang dunia lingkungan hdup, secara gamblang menjelaskan mengenai fokusnya jika nanti terpilih adalah pembangunan. Pembangunan dari segala sektor yang berlandaskan karakteristik wilayahnya. Secara umum Yogyakarta adalah kawasan sadar pariwisata dan dapat hidup dari hal tersebut. Bukan hal yang menganggetkaj jika nanti terpilih, Bambang Soepjanto bakal melakukan banyak gebrakan. Gebrakan yang dapat membuat Yogyakarta bersaing Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H