Lihat ke Halaman Asli

Lukisan Malam di Bawah Rembulan

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengapa waktu berjalan begitu cepat, Antonio? Aku seperti penari telanjang yang begitu mudah terlupakan. Ahh, fase cinta kedua dalam hidupku adalah langit lembut yang melingkupi lingkaran waktu kita. Puisi-puisi patah seperti tangkai bebungaan yang pernah kita tanam tanpa pernah kita tuai terlipat menjadi  kepingan dirimu yang kujatuhkan kebelakang...

Bintang malam masih saja tulus menerima pintaku dengan kehangatan semburat rembulan malam, bagai adegan cinta membiarkan pelakonnya tetap hidup. Kuyakini. Sebab antar sesuatu selalu ada hubungan untuk saling melengkapi dalam sebuah kelemahan, meski telur tidak pernah berurusan menari dengan batu, Antonio sayang! Lalu mengapa aku harus selalu menggunakan pikiran indahku untuk itu?!!  Firasatku mengatakan, engkau dapat menjadi pahlawan jiwaku yang telah tiada. Tolong beritahu cara-cara menggunakan pikiran jeniusmu untuk membangun jerjak-jerjak tiang kekuatan bathin ini?..

Antonio, saat kuteriakkan cinta dari dalam dada tanpa terdengar halus bisiknya sedikitpun, betapa indah saat aku membalas pelukanmu secara diam-diam agar tidak terlihat siapapun untuk menari lembut di atas angin rindumu dan menerima ciuman sepenuh getar dan rasa di dadaku. Kuluman sekilas namun begitu dalam seperti tidak akan ada lagi ciuman-ciuman lain setelahnya. Tertawa lemah dan lirih menutupi kegalauan hati karena hentakan ombak besar yang menerjang dan menghantam batu padas jantungku, bertahan tidak hancur berkeping-keping namun perlahan-lahan menciptakan retak-retak halus di hatiku. Sungguh menakutkan, karena semua begitu mudah buatmu. Sedangkan aku bagai seorang yang mengendarai seekor kuda pucat di tengah kota, Antonio! Menerjang dan melawan badai sendiri. Berjuang sendiri memulihkan rasa, raga dan batinku.

Ada lukisan rindu ditiap titik hujan yang turun di pagi hari yangembuat aku selalu ingin menangis dan tertawa secara bersamaan. Pemandangan jiwaku berganti-ganti lemah tertekan dan kadang bahagia mensyukuri nikmat itu, Antonio!! “Kita sambung kembali tali silaturrahmi yang terputus”; Lukismu dalam damai. Kumenjerit dan menolak seperti habis terkena anima-anima kejam dan ganas. Aku tidak pernah sadar, ternyata aku telah memberikan sebuah bacaan halaman utuh kepadamu, hal yang membuat sahabatku Andini marah besar dan gila mendengarku.

“Kau gila, Sava!” jerit Andini keras ketika kuakui aku sering salah kirim sms kepadamu.

Lalu kujawab dengan tidak kalah keras sambil berurai air mata; “ Aku ingin dia marah dan membenciku, karena aku tidak akan mungkin bisa menganggapnya sebagai seorang teman biasa saja. Aku harus jujur. Aku ingin lebih dari sekedar teman. Aku ingin dia bisa menggantikan posisi almarhum Ayah dan Langit. Banyak orang yang ingin menggantikan posisi itu ketika membaca tulisan-tulisanku, tetapi aku tidak menginginkan mereka. Ini masalah hati. Hatiku adalah bejana kasih dan agung karena begitu tulus menyukai dan merindukannya”**

“Hal itu tidak mungkin, Sava. Dia bukan Ayah ataupun Langitmu yang telah pergi ke balik awan. Semua pribadi adalah unik, berbeda dan tersendiri. Pahami itu, Sava!” Kata Andini dengan sedikit lebih lembut.

“Aku tahu, justru karena itu aku tidak pernah berani berteman dengannya. Aku selalu merasa begitu direndahkan. Semua terasa begitu mudah dan gampang baginya. Maafkan aku”; Jawabku sendu.

“Lalu apa maumu?!”; Tanya Andini kembali. Beberapa kali kuingat Andini telah menanyakan hal itu kepadaku

“Aku ingin melupakan semuanya seperti keinginannya, tetapi aku belum mampu. Aku masih begitu lemah”; Jawabku hampir tidak terdengar.

"Kau harus kuat, Sava. Dirimu harus yakin, yakin akan kekuatan seorang Sava yang selalu membuat dunia bergelora penuh cinta!!" Kata Andini sambil memegang lembut tanganku ke dadanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline