Keinginan Koalisi Setengah Hati SBY

Akhirnya SBY bertemu dengan Prabowo. Kejutan yang sebelumnya pernah disampaikan Sekjen PD Hinca Pandjaitan ternyata hanya isapan jempol belaka. Tak ada kejutan sama sekali.  Satu setengah jam pembicaraan tidak menghasilkan sebuah kepastian koalisi. Buktinya, jika dicermati dari jumpa pers usai pertemuan itu, kedua tokoh juga tidak membicarakan hal-hal prinsip seputar pilpres atau membicarakan capres dan cawapres.

Seperti yang diberitakan di tribunnews ini, poin-poin yang dibicarakan pun hanya hal-hal normatif. Dan cenderung membicarakan kritik-kritik terhadap pemerintah. 

Yang sedikit aneh adalah setelah pertemuan selesai, dihadapan wartawan SBY lebih banyak curhat memberitahukan keluh-kesahnya mengenai tidak tercapainya keinginannya untuk merapat ke koalisi pendukung Jokowi. Alasanpun cukup miris, "merasa" banyak halangan sehingga enggan bergabung dengan kubu istana. Padahal (masih menurutnya) selama ini SBY sudah intens komunikasi dengan Jokowi.  

Sehingga menjadi wajar, ada yang beranggapan bahwa  SBY kembali sedang memainkan 'playing victim' seolah-olah sedang teraniaya secara politik. Kesannya SBY hannya memanfaatkan momen pertemuan dengan Prabowo untuk menjelaskan kegagalannya bergabung dengan Jokowi di depan wartawan.  

Ini bisa dilihat dari pemberitaan dan pembahasan di media justru lebih menyoroti "curhat" SBY dibanding hasil pertemuan tsb. Ya itu tadi, pertemuan tsb sepertinya tidak menghasilkan apa-apa walaupun katanya akan ada pertemuan-pertemuan teknis.

Menjadi iba melihat Prabowo, beliau sangat mengharapkan pertemuan tsb membuahkan hasil yang menggembirakan namun tampak semua hanya basa-basi politik. Saat berbicara kepada wartawan, dari gestur tubuh dan mimik Prabowo tampak jelas beliau tidak terlalu puas dengan pertemuan tersebut. Ada kesan SBY setengah hati dan kurang tulus untuk bergabung dengan Prabowo.

Kita tunggu saja cerita akhirnya.

Begitulah pura-pura.

Tabik Erat,

Parjalpis, Siantarcity