Lihat ke Halaman Asli

Saut Donatus Manullang

Aku bukan siapa-siapa! Dan tak ingin menjadi seperti siapa-siapa.

Pernyataan Posko Dibakar di Sidang MK, Senjata Makan Tuan

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO

[caption id="" align="aligncenter" width="437" caption="Sumber : KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO"][/caption]

Manuver politik dan pernyataan-pernyataan aneh dan janggal sepertinya tak kunjung berhenti dari kubu capres nomor urut 1, sebelumnya sudah beberapa kali  terjadi. Contohnya klaim dokumen bukti kecurangan sebanyak 15 truk yang ternyata hanya isapan jempol belaka, adanya hacker yang memanipulasi hasil pilpres dari Korea dan Tiongkok justru disamperin oleh utusan duta besar korea yang berujung pada kesimpulan bahwa tak ada bukti. Dan lain-lain.

Hari ini kembali lagi terjadi, saat sidang pertama di Mahkamah Konstitusi  kuasa hukum pemohon sepertinya mendapat tamparan dari kubunya sendiri.  Ucapan adanya pembakaran  posko pemenangan Prabowo-Hatta di Kecamatan Cluring, Banyuwangi oleh pihak  kuasa hukum pasangan nomor urut 1  di Mahkamah Konstitusi (MK) langsung mendapatbantahan dari ketua Tim Merah Putih, Eko Susilo Nurhidayat.

Eko menegaskan tidak ada pembakaran posko seperti yang disebutkan di dalam sidang MK,  yang ada hanyalah pelemparan posko pemenangan oleh orang yang tidak dikenal. Bahkan beliau mengaku sebelumnya saat menghadiri rapat di Surabaya beberapa waktu lalu, ia sudah mengungkapkan ketidak-setujuan peristiwa itudisebut masuk dalam materi yang disampaikan ke MK.

Pernyataan ketua Tim Merah Putih, Eko Susilo Nurhidayat juga dipertegas oleh Kepala Bagian Operasional Polres Banyuwangi, Kompol Sujarwo yang menyatakan selama pilpres di Kabupaten Banyuwangi tidak ada pembakaran posko kemenangan Prabowo-Hatta. Yang ada adalah  laporan tentang pelemparan batu oleh orang tidak dikenal di posko pemenangan Prabowo-Hatta di Kecamatan Cluring tapi tidak terbukti mengarah ke politik, karena rumah di sekitarnya juga dilempari batu.

Sulit menerima kejadian ini sebagai sebuah kebenaran, bahkan seperti dagelan yang lucu tapi tidak lucu. Tampak kesan  gugatan tersebut terlalu dipaksakan.

Walaupun demikian, kita hormati saja proses hukumnya sambil senyum-senyum dan menunggu drama berikutnya.

Salam tabik erat,

Parjalpis, Siantarcity




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline