Lihat ke Halaman Asli

sausan aliyyah

Saya adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dakwah Nabi Muhammad SAW: Menghadapi Penolakan dan Membangun Umat

Diperbarui: 30 Juni 2024   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber: Pinterest 

Oleh : Syamsul Yakin dan Sausan Aliyyah 

Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Permasalahan dakwah pada masa Nabi dilihat secara kronologis. Pertama, pada masa Mekkah yang berlangsung sekitar tiga belas tahun. Namun, selama itu jumlah pengikut Nabi tidak bertambah secara signifikan. Tidak disangka nabi memiliki 1,9 miliar pengikut.

Sejarah menceritakan bahwa mereka yang pertama kali masuk Islam adalah anggota keluarga mereka sendiri. Pertama, Istrinya bernama Khadijah binti Khuwailid (wafat tahun 619 M). Kedua, Ali bin Abi Thalib (wafat tahun 661 M) yang tak lain adalah sepupu Rasulullah. Saat itu nabi masih berdakwah secara sembunyi-sembunyi atau menggunakan strategi dakwah pribadi.

Para sahabat selanjutnya disusul oleh Abu Bakar Shiddiq (wafat tahun 634 M), Zaid bin Haritsah (wafat tahun 629 M) dan Utsman bin Affan (wafat tahun 656 M). Diikuti tokoh-tokoh besar lainnya, hingga mencapai 23 orang. Inilah yang disebut al-Saabiqun al-Awwalun.

Pada masa Mekkah, ada tiga permasalahan yang paling menonjol dalam dakwah Nabi, yaitu Nabi diolok-olok, disiksa, dan ingin dibunuh. Secara politis, Nabi disingkirkan dari kalangan masyarakat Quraisy. Orang-orang kafir melakukan propaganda dan agitasi politik di masyarakat Arab untuk menentang Nabi.

Problematika dakwah semakin nyata ketika Nabi dan Khadijah diboikot secara finansial. Toh keduanya sama-sama dikenal sebagai pebisnis. Kata orang, barang yang dijual Muhammad tidak boleh dibeli dan barang yang dibeli Muhammad tidak boleh dijual.

Ketika Nabi dalam keadaan terpuruk, Nabi dilindungi oleh paman Nabi Abu Thalib (wafat tahun 619 M). Abu Thalib sangat dihormati dan disegani oleh umat Quraisy. Namun mereka justru mendorong Abu Thalib untuk menghentikan dakwah Nabi. Kendati demikian, mereka gagal meski telah mempersembahkan harta dan wanita kepada Nabi.

Masalah dakwah di Makkah semakin parah ketika istrinya wafat. Dalam sejarah dikenal dengan tahun berkabung atau amul huzni yang terjadi pada tahun kesepuluh Nabi SAW. Para ulama menulis bahwa setelah setahun berkabung, Allah menghibur Nabi dengan peristiwa Isra dan Mikraj. Itu terjadi pada tahun 620 Masehi.

Solusi Allah untuk mengakhiri permasalahan dakwah di Mekkah adalah dengan hijrah atau migrasi massal ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Sebanyak 75 orang hijrah. Di dalamnya ada 73 laki-laki dan 2 perempuan. Mereka inilah yang disebut kaum Muhajirin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline