Lihat ke Halaman Asli

sausan aliyyah

Saya adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ilmu Dakwah: Identifikasi dan Analisis Ciri-cirinya

Diperbarui: 19 Mei 2024   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Madaninews.id

Oleh: Syamsul Yakin dan Sausan Aliyyah
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dakwah dapat dikatakan suatu ilmu apabila bersifat empiris. 

Maksudnya, karena dihasilkan melalui proses penelitian (baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan). Dakwah disebut juga ilmu bila diperoleh melalui proses pengamatan (individu atau kelompok) atau pengulangan percobaan untuk menghasilkan suatu konsep. 

Selanjutnya ilmu dakwah hendaknya sistematis dan terorganisir dengan pola pikir ilmiah yang objektif memudahkan semua orang untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, ilmu dakwah  harus merupakan metode yang terencana dan diterapkan secara permanen.

Selanjutnya untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif, harus diuraikan secara akurat sehingga dapat diketahui hubungan antara pokok-pokok dan bagian-bagian Ilmu dakwah. Inilah yang dikatakan bahwa ilmu dakwah itu harus bersifat analitis.
 
Ilmu Dakwah juga harus  objektif. Ini berarti tidak bias dan harus terbebas dari prubasangka. Dakwah hanya bisa disebut ilmu jika didasarkan pada fakta dan bukan fiksi atau emosi. Lebih lanjut, objektif dalam konteks ini berarti tidak terpengaruh oleh pandangan internal.

Ilmu Dakwah harus dapat diverifikasi atau dibuktikan. Artinya konsep dan teori yang diajukan didukung oleh fakta. Dengan kata lain, kebenaran ilmu dakwah dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta dan data yang ada.


Dakwah bisa disebut juga ilmu jika didekati secara kritis. Maksudnya, ilmu dakwah muncul dari suatu proses mendalam yang memerlukan analisa dan evaluasi yang cermat. Berpikir kritis merupakan cara berpikir ilmiah yang sesuai dengan ilmu dakwah.
 

Selanjutnya ilmu dakwah harus mengikuti kaidah ilmu pengetahuan. Maksudnya, ilmu dakwah dikonstruksikan sebagai suatu disiplin ilmu yang sistematis, objektif, rasional, dan empiris.


Terakhir, ilmu dakwah  harus  logis. Maksudnya, ilmu dakwah harus sesuai dengan logika, benar dalam penalaran, dan masuk akal.
 

Inilah delapan ciri ilmu dakwah: empiris, sistematis, analitis, objektif, verifikatif, kritis, ilmiah, dan logis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline