Lihat ke Halaman Asli

Saumiman Saud

Pemerhati

Partai Politik yang Cerdas Harus Dukung Ahok, Mengapa?

Diperbarui: 4 Maret 2016   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gubernur DKI Jakarta"][/caption]Partai Politik yang cerdas harus dukung  Ahok , Mengapa?

Belakangan ini mulai kasak-kusuk orang-orang membicarakan Pilkada DKI 2017, walaupun waktunya masih boleh dikatakan cukup lama. Teman-teman Ahok yang volunteer mengumpulkan KTP untuk Ahokpun ikut nimbrung berbicara, bahkan beberapa kali mereka yang mewakili telah diwawancara oleh Televisi. Sekelompok orang ada yang berinisiatif mengusung Ahok secara suka-rela, namunada sekelompok orang pengin dukung Ahok namun harus memenuhi beberapa prosedur partai. Sementara ada kelompok lain yang berusaha mengganjal Ahok dan dengan sesumbar menantang Ahok, ada lagi yang memang sengaja mencari-cari kesalahan Ahok; bahkan ada satu kelompok ormas yang sebenarnya tidak legal di Indonesia turut mengancam akan bunuh diri massal jikalau Ahok terpilih lagi. Timbul pertanyaan mengapa bisa muncul orang-orang aneh di bumi Indonesia kita? Kadang kita sebagai warga negara Indonesia merasa sangat malu mendengar statement yang diucapkan oleh orang-orang model begini.

Secara syarat maka teman-teman Ahok telah memenuhi syarat mengumpulkan 750.000 KTP lebih, namun Ahok pernah janji pada mereka, jikalau sudah terkumpul 1.000.000 KTP barulah ia akan maju sebagai ke pilkada sebagai calon yang independen, walaupun masih ada berbagai syarat yang harus dipenuhi, misalnya mereka mesti menentukan wakilnya juga.

Partai Politik mulai melihat bahwa Ahok sebagai calon utama yang tidak dapat diremehkan, walaupun ada beberapa orang berlaku ibarat pelawak yang dengan sombong berkata bahwa mereka pasti dapat mengalahkan Ahok, antara lain oknum DPRD, calon dari golongan penyanyi, pengusaha bahkan ada yang mantan menteri.

Sebenarnya untuk periode mendatang tidak perlu ada orang yang berlomba-lomba merebut kursi Ahok, biarkan Ahok kerjakan semua tugas yang diprogamkan hingga selesai terlebih dahulu, toh Ahok hanya boleh dua priode. Pada saat Ahok nanti turun barang kali segara program kerjanya sudah selesai, maka penggantinya tinggal menjalankan tugas-tugas dengan lancar. Ikut nimbrung dalam pilkada berarti orang tersebut harus tanggalkan semua tugas jabatannya terlebih dahulu, kemudian maju bertarung, itupun belum pasti menang.

Partai Politik yang cerdas akan membiarkan Ahok berkuasa satu priode lagi sekalian mengusung Ahok, dengan demikian partai itu akan mendapat simpati dari rakyat lebih banyak lagi. Terus terang, sebenarnya Ahok bukan hanya milik mereka yang memegang KTP Jakarta, hanya karena dibatasi oleh KTP Jakarta saja maka mereka yang tidak memiliki KTP tidak dapat menyerahkan KTPnya. Dari pengamatan penulis bahwa ada banyak orang di seluruh Indonesia bahkan luar negeri ini mendukung Ahok, walaupun mereka hanya melihat pembangunan yang terjadi di Jakarta. Oleh sebab itu setiap orang atau partai yang mengecam Ahok, sudah pasti akan mendapat bully habis-habisan. Inilah kenyataan yang terjadi hari ini. Bila Partai mendukung Ahok, sudah dipastikan partai itu akan mendapat dukungan dari teman-teman Ahok untuk Pilkada mendatang, bahkan Pilpres yang tidak kalah serunya. Pikirkanlah itu.

Saumiman Saud, SF

Medio Maret, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline