Lihat ke Halaman Asli

Saumiman Saud

Pemerhati

5 Mitos Perayaan Imlek Ini Perlu Dipertahankan?

Diperbarui: 9 Februari 2016   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kecil di kampung halaman kami senantiasa setiap tahun merayakan Hari Raya Imlek. Hari ini merupakan waktu yang dinanti-nantikan tanggal 8 Februari. Walaupun jaman itu kondisi dan situasinya beda seperti sekarang ini, perayaan Imlek tidak boleh dilakukan secara terang-terangan, karena hampir di seluruh Indonesia waktu itu dilarang belajar bahasa Mandarin termasuk segala bentuk kegiatan yang berbau Tionghoa. Jikalau hari ini Hari Raya Imlek bahkan telah resmi menjadi Hari Libur Nasional bagi bangsa Indonesia, haruslah menjadi suatu kebanggaan atas penghargaan ini. Di USA, Hari Raya Imlek bukan hari libur, tetapi hari kerja seperti biasanya. Sedangkan di indonesia hari libur Nasional, itu berarti pemerintah sudah tidak mempermasalahkan etnis. Yang menjadi masalah masih ada segelintir orang yang mengaku Warga Negara Indonesia yang karena kurang pengetahuannya akan hal ini masih saja mempermasalahkannya, bahkan merasa sangat gelisah jikalau ada orang keturunan Tionghoa yang menjadi pejabat.

Hari Raya Imlek menjadi perayaan besar di seluruh dunia. Pada waktu Imlek ini, setahu penulis harga tiket pesawat pun menjadi mahal karena banyak yang mudik untuk berkumpul bersama keluarga. Nah, terlepas dari ritual “keagamaan” yang ada, kita semestinya tidak mempermasalahkan bila perayaan Imlek itu juga berlaku bagi semua orang karena Imlek merupakan hari yang dianggap kebahagiaan dan kemenangan.

Lalu apa saja yang menjadi mitos pada Hari Raya Imlek ini? Mari kita lihat satu per satu, apakah masih berlaku?

1. Bersih-bersih rumah

Biasanya sebelum harinya perayaan Imlek, setiap keluarga mempersiapkan penyambutannya dengan membersih-bersihkan rumah. Debu-debu rumah, sarang laba-laba disapu bersih, sampah-sampah dibuang, barang rongsokan dibuang. Semua ini dipersiapkan untuk menyambut Hari Raya Imlek. Nah, kegiatan ini tentu janganlah dijadikan mitos perayaan Imlek sebab jikalau mau membersihkan rumah, kita tentu dapat melakukannya setiap saat, tidak perlu menunggu setahun sekali.

Selanjutnya, pada hari H-nya Imlek ini, sanak keluarga harus menjaga kebersihan, tidak boleh lagi menyapu karena ada anggapan jikalau kita menyapu, hoki yang akan msuk ke rumah kita akan tersapu keluar. Namun, jikalau terpaksa juga harus menyapu, biarlah sapunya diarahkan masuk ke rumah. Untuk hal ini setuju atau tidak, percaya atau tidak terserah Anda.

2. Imlek Eve

Malam sebelum harinya Imlek biasanya di keluarga itu masak makanan yang cukup banyak, lalu setiap keluarga kumpul untuk makan bersama. Belakangan, karena kesibukan dan sebagian tidak begitu mahir masak, ada yang memesan makanan dari restoran atau makan di restoran. Intinya keluarga kumpul, makan bersama, dan menunya juga memiliki ciri yang khas. Ada Ikan, karena dianggap bahwa setiap hari ada ikan itu nadanya pasti ada sisa, tidak pernah kekurangan. Ada menu Dumpling juga yang mereprestasikan keberuntungan, bentuknya dibuat seperti uang emas dan diharapkan mereka yang makan juga mengalami keberuntungan.

3. Hari Raya Imlek itu 15 hari

Jikalau tanggal 8 Februari adalah tanggal 1 di kalender lunar, Imlek ini akan diakhiri pada tanggal 21 Februari. Malam 21 Februari ini disebut dengan Cap Go Meh. Di beberapa daerah, perayaan Imlek dimeriahkan dengan barongsai, dan sejak Presiden Gud Dur meresmikan Hari Raya Imlek menjadi Hari libur Nasional, kadang kala barongsai juga diselenggarakan acaranya di hotel-hotel atau restoran.

4. Kata-kata kotor

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline