Lihat ke Halaman Asli

Saumiman Saud

Pemerhati

KPK Hampir "Mempermalukan" Ahok?"

Diperbarui: 11 Desember 2015   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KPK hampir mempermalukan Ahok?”

Sekuat bagaimanapun kita jikalau seorang itu dipaksa bekerja terus-menerus tentu tidak sanggup, kita perlu bantuan orang lain atau paling sedikit adanya kerja-sama. Namun yang menjadi masalah orang-orang yang mestinya kerja-sama itu tidak bisa diharapkan, bahkan selalu membandel dan tidak mau taat. Bayangkan saja jikalau hal ini terjadi berulang-ulang kali, tentu sang pemimpin bisa stress dan jatuh sakit, lama-kelamaan menjadi tidak kuat. Ahok mengalami hal yang sama, sebagai Gubernur DKI dia bukan hanya memakai otaknya untuk memikirkan, merancang berbagai program dan strategi, tetapi ia juga harus turun lapangan ,mengontrol pekerjaan, dan mengontrol program bawahannya, mengontrol cara kerja bawahan, mengontrol kedsiplinan bawahan,mengontrol keuangan mereka, dan yang paling sulit adalah mengontrol kejujuran mereka serta masih banyak lagi. Boleh dikatakan hingga hari ini hampir semua bagian pelaksanaan pekerjaan harus dikontrol Ahok. Bruntungnya jaman sekarang teknologinya canggih sehingga sebagian tugasnya bisa dipantau melalui CCTV.

Kinerja Ahok sudah tentu tidak perlu diragukan lagi, dari awal sudah diprediksikan begitu, bahkan dari mereka yang masih anak kecil sudah tahu siapa Ahok. Bagi anda yang masih suka mengkritik beliau, percuma saja anda akan dibenci oleh teman-teman Ahok. Semakin anda menyudutkan beliau maka semakin anda akan jauh tersudut . Oleh sebab itu jangan pernah memberitakan hal yang miring atau berita yang negatif, walaupun secara manusia Ahok memiliki kelemahan, namun sejauh ini masih terkendali.

Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) di Bandung, kembali dari pihak KPK awalnya sudah mengirimkan dua undangan kepada Ahok, pertama untuk meminta beliau sebagai pembicara dan dan yang kedua untuk menerima penghargaan. Namun mendadak via email undangan beliau dibatalkan, namun KPK masih belum secara jujur ngomong, dan akhirnya diketahui bahwa untuk penghargaannya juga dibatalkan. Lalu , pihak KPK yang tadinya tidak terus terang itu mengatakan bahwa Ahok masih akan terima penghargaan. Nah untungnya Ahok itu jeli, dan memang beliau orang sangat sibuk, sehingga ia juga tidak hadir dalam acara itu. Jikalau kemarin Ahok hadir dalam acara tersebut dan ternyata hanya sebagai tamu biasa begitu, bahkan tidak jadi menerima penghargaan, itu nananya KPK mempermalukan Ahok di depan orang banyak. Namun penulis juga heran, sejauh ini kenapa KPK bertindak seperti ini? Mereka harus menerima konsekwensi di bully habis-habisan.

Kembali kepada penghargaan yang diberikan, apalah artinya sebuah penghargaan jikalau sipemegang penghargaan itu sendiri tidak sanggup memenuhi kriteria sebagai penerima penghargaan tersebut, akan jadi beban pergumulan seumur hidup. Ada banyak oknum yang menggembar-gembor tentang Anti-Korupsi ternyata mereka sendiri yang terlibat masalah korupsi, nah inikan malu-maluin saja. Oleh sebab itu yang penting adalah kerja-nyata dan ia tidak peduli dengan sebuah nama yang disebut penghargaan. Lagi pula tujuannya jujur dan anti korupsi bukan supaya mendapat penghargaan, karena penghargaan bisa saja dilakukan dengan gampang, tetapi menahan nafsu keinginan untuk mengambil yang bukan milik kita yang tidak gampang.

Jikalau KPK boleh seenak perut mengundang dan membatal undangan terhadap seorang pejabat Gubernur yang nota-bene adalah pejabat pemerintah nomer 1 di DKI, itu berarti KPK juga menganggap remeh pemerintah. Hal ini tentu akan mempengaruhi kredibilitas kinerja KPK. Kita tidak tahu sikap KPK menjadi begini karena oknum atau memang sudah dibahas dalam rapat bersama, sekali lagi jangan karena sentimenter-Ahok sehingga terjadi keputusan yang berat sebelah dan tidak adil. Mengapa dikatakan tidak adil? Ahok sendiri yang mengatakan di dalam wawancaranya dengan para wartawan, beliau berkata untuk masalah grafitasi maka apa yang dilakukannya melebihi apa yang dilakukan oleh penerima penghargaan Anti Korupsi, lalu mengapa pihak KPK tidak memberikan kepadanya, namun begitu Ahok juga berkata, di KPK banyak yang masih baik.

Hari begini negara kita yang perlu adalah proses kemajauan yang cepat dan pesat, kita tidak butuh perselisihan yang berkepanjangan dan tak habis-habisnya. Kita tidak butuh kritik yang menjatuhkan, tetapi jikalau mau kritik lampirkan juga solusi, artinya anda benar-benar menginginkan perbaikan, berikan jalan keluarnya. Kritikan yang tanpa solusi hanya sampah belaka. Jikalau ada yang merasa lebih pintar dari pejabat saat ini, maka priode tahun depan calonkan diri, supaya anda terpilih dan memimpin, bertindaklah jangan hanya berkata-kata saja. Namun jika tidak ada yang merasa lebih pintar dari beliau dalam hal ini (Ahok)  maka lebih baik berdiam diri saja, kerjakan tugas pribadi anda, biar Ahok yang melakukan semua dan jika ada waktu atau kesempatan biarlah anda mendorong (Support) dari belakang; itu yang namanya cinta pada bangsa dan negara. Omong kosong anda itu cinta pada negara dan bangsa jikalau kerja anda hendak menjatuhkan, kerja anda mencemoh sana-sini, kerja anda hanya mau mendapat untung sendiri, dna tatkala pemerintah dengan peratiran yang ketat, andapun meradang. Omong kosong yang katanya cinta negara Indonesia tetapi membuat keributan dan kericuhan melulu, sudah saatnya kita  benar-benar diperbaharui pikiran yang dewasa, konsentrasi bekerja. Dengan demikian maka kita akan mengejar yang ketinggalan, sebab seluruh rakyat butuh orang-orang hebat untuk memimpin negri ini.

Saud

Des 2015

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline