Dr. John Wilson pernah mengisahkan satu cerita sebagai berikut. Booth Tucker sedang memimpin Kebaktian Penginjilan dalam suatu Salvation Army Citadel yang besar di kota Chicago.Suatu malam, setelah ia selesai menyampaikan khotbah dengan tema “Simpatiknya Yesus kepada Manusia”, ada seorang pria maju ke depan dan bertanya pada tuan Tucker: “Bagaimana sampai ia membicarakan tentang Allah yang penuh kasih, penuh pengertian dan penuh simpatik ini, jika isterimu baru saja meninggal, seperti apa yang sedang saya alami ini? Sementara anak-anakmu sedang menangisi ibu mereka yang pergi dan tidak mungkin akan kembali lagi, engkau pasti tidak akan berkata lagi seperti apa yang baru saja engkau khotbahkan.”
Beberapa hari kemudian, isteri tuan Tucker meninggal akibat kecelakaan kereta api. Jenazah isterinya di bawa ke Chicago serta dikuburkan di Citadel. Setelah kebaktian duka, Pengkhotbah yang sedang kehilangan isteri tercinta itu menatap peti mati dengan tenang, Kemudian memandang ke arah semua hadirin.
Lalu ia berkata: “Beberapa hari yang lalu, ketika saya berada di kota ini, ada seorang pria mengatakan bahwa jikalau isteri saya baru meninggal dan anak-anak saya sedang menangisi mama mereka, maka saya pasti tidak sanggup mengatakan bahwa Yesus itu simpatik padaku atau Yesus itu cukup baik bagiku. Seandainya pria yang saya maksudkan itu ada di sini, saya ingin menyampaikan kepadanya bahwa Kristus itu cukup baik bagiku. Hatiku sekarang hancur, bahkan berkeping-keping, namun ini ada sebuah nyanyian dari Kristus yang sangat mengasihi saya. Saya ingin mengatakan kepada pria itu bahwa Yesus Kristus telah menghibur hatiku melalui firmanNya hari ini.”
Pria yang dimaksud itu benar ada di situ dan ia datang menghampiri Tucker sambil berlutut serta menyatakan pada hari ini juga ia dan anak-anaknya mau menerima Yesus sebagai Juru Selamat mereka.
Mazmur 42 dan 43 sebenarnya adalah satu lagu Mazmur yang dilantunkan dengan isi yang hampir mirip dengan kasus di atas, dalam kesempatan ini kita akan melihat Mazmur 42 : 1-6 saja.
Mazmur 42 : 1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah , 2 Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau ya Allah.” Bani Korah adalah suatu keluarga suku Lewi yang pandai menyanyi (bd. 2Taw 20:19).
Pemazmur menggambarkan ilustrasi dengan memakai rusa yang sedang haus, sehingga kerinduannya adalah sungai, sehingga ia bisa mendapatkan air untuk minum, supaya dahaganya hilang. Bila kerinduan kepada Allah digambarkan sebagai kerinduan akan air itu berarti kerinduan yang sangat vital sekali. Kekurangan air berarti kematian. Satu-satu pengharapan ada pada Allah yang hidup.
Mazmur 42:3-5