Sebuah berita yang semestinya tidak digadang-gadangkan. Hanya dimanfaatkan segelintir orang untuk mencari sela saat Indonesia sedang bereuforia di final Piala Presiden 2018 kemaren. Momen tersebut direkam oleh pengguna akun Facebook Ali Ghuraisah, memperlihatkan suasana Stadion Gelora Bung Karno usai klub sepak bola Persija Jakarta juarai Piala Presiden, Sabtu (17/2/2018) (tribunnews.com). memperlihatkan Pak Anies ditahan oleh seorang pria berseragam yang diduga Protokoler Paspampres.
Ketua DPP Gerindra, Ahmad Riza Patria ikut berkomentar soal dilarangnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ikut ke podium bersama presiden Joko Widodo untuk menyerahkan piala kemenangan Persija Jakarta. Riza menduga ada pesanan politik yang menyebabkan Anies dilarang oleh pria tersebut ikut ke podium (tribunews).
Ini sungguh sebuah isu-isu saja dan nantinya dihubung-hubungkan menjadi sebuah wacana yang tidak ada rujukan kebenarannya. masyarakat harusnya lebih jeli menyerap berita ini, toh yang lebih difikirkan adalah GBK yang rusak dalam sehari dengan pembangunan selama dua tahun. Seperti adanya pengalihan isu.
Menanggapi hal itu, Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden Maruarar Sirait menilai tak ada masalah antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Presiden Jokowi saat memberikan selamat kepada dua finalis yakni Persija Jakarta dan Bali United usai laga.
"Itu kan pejabat negara enggak semua turun. Mensos Pak Idrus (Marham) juga kan enggak turun. Kepala BIN juga (enggak turun), ya baik-baik saja," kata politisi PDI-P tersebut di Hotel Sari Pan Pacific (tribunnews.com)
Jadi sebenarnya beberapa orang yang berfikiran sempit saja yang begitu mendramatisir hal ini. Karena bukan tidak bisa turun, hanya saja tidak mendampingi Presiden saja dan setelahnya tetap bisa turun.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudi mengatakan, tindakan tersebut merupakan prosedur pengamanan karena Paspampres berpegang pada daftar nama pendamping Presiden yang disiapkan panitia. "Paspampres hanya mempersilakan nama-nama yang disebutkan oleh pembawa acara untuk turut mendampingi Presiden Joko Widodo,", kata Bey
Dia menuturkan, mengingat acara tersebut bukan acara kenegaraan, maka panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan mengenai tata cara pendampingan Presiden oleh Kepala Daerah (kompas.com). Sebab itu, semoga wacana ini tidak dimanfaatkan hanya untuk pencitraan untuk menarik simpati netizen hingga kepedulian rakyat semakin dipermainkan hanya oleh isu-isu kecil yang tidak benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H