Lihat ke Halaman Asli

Satya Dewi

Mahasiswa

Penerapan Teknologi AI, IoT, dan Drone dalam Pertanian Presisi: Revolusi Pertanian di Era Digital

Diperbarui: 30 Juli 2024   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

30 Juli 2024 – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, sektor pertanian Indonesia mulai mengadopsi teknologi canggih seperti Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), Internet of Things (IoT), dan drone untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menerapkan pertanian presisi, sebuah pendekatan yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan bantuan teknologi.

AI atau Artificial Intelligence sendiri saat ini memiliki peran penting dalam pertanian presisi dengan menyediakan analisis data yang canggih untuk memprediksi hasil panen, mendeteksi penyakit tanaman, dan mengoptimalkan penggunaan pupuk. Contohnya, sistem AI dapat memproses data cuaca dan tanah untuk memberikan rekomendasi waktu penanaman dan pemupukan yang optimal, sehingga meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya produksi. Tentunya hal ini akan memberikan kemudahan pendapatan informasi untuk para petani tanpa harus memastikan ke lapangan terkait informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan terhadap sesuatu yang terjadi di lahan pertanian.

IoT atau Internet of Things kini juga tidak kalah banyak dimanfaatkan para petani. IoT sendiri  memungkinkan petani untuk memantau kondisi lahan dan tanaman secara real-time. Sensor-sensor yang terhubung ke jaringan internet dapat mengukur parameter seperti kelembaban tanah, suhu udara, dan tingkat nutrisi. Data ini kemudian dikirimkan ke perangkat petani melalui aplikasi, memungkinkan mereka mengambil keputusan yang tepat tanpa harus selalu berada di lapangan. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga membantu dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan air dan bahan kimia.

Kedua perkembangan teknologi tersebut sangat membantu petani dalam mengakuisisi banyak pekerjaan manusia yang hingga saat ini pun masih kerap terkendala karena menurunnya sumber daya manusia atau generasi muda yang terjun ke dalam ranah pertanian. Sehingga dengan memanfaatkan kecerdasan teknologi tersebut, petani tetap bisa berkembang dan menjalankan tugasnya jauh lebih mudah karena adanya perkembangan yang bisa memungkinkan petani untuk memantau lahan pertaniannya meskipun dengan keadaan sumber daya manusia yang masih kurang atau tidak memenuhi standar.

Tidak hanya AI dan IoT, saat ini para petani di Indonesia juga sudah mulai menggunakan drone dalam praktik pertanian mereka. Drone, yang hingga saat ini telah menjadi alat yang sangat berharga dalam konsep pertanian presisi, menawarkan berbagai fungsi yang revolusioner. Drone ini dilengkapi dengan kamera dan sensor canggih yang dapat memetakan lahan pertanian secara detail, memonitor pertumbuhan tanaman dari waktu ke waktu, serta mendeteksi area-area yang membutuhkan perhatian khusus, seperti lahan yang kekurangan nutrisi atau mengalami serangan hama.

Dengan kemampuan terbang di atas lahan pertanian, drone dapat mengumpulkan data visual dan termal yang sangat berguna dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang. Misalnya, drone dapat mendeteksi adanya penyakit pada tanaman, kekurangan air di beberapa bagian lahan, dan berbagai masalah lain yang dapat mempengaruhi hasil panen. Data ini kemudian dapat dianalisis dengan cepat dan akurat, memungkinkan petani untuk mengambil tindakan yang tepat dan cepat dalam menangani masalah tersebut. Selain itu, penggunaan drone juga membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya, seperti air dan pupuk, sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan demikian, drone tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan praktik pertanian di masa depan.

Penggunaan drone sendiri juga kini tidak hanya untuk melihat pemetaan lahan pertanian, namun juga sudah banyak drone yang diadaptasi sebagai penyeberan pupuk melalui udara. Hal ini memungkinkan para petani untuk bisa menyebarkan pupuk lebih merata dan menjangkau lebih luas daerah dengan efisiensi waktu yang singkat, ataupun hanya sekedar untuk menyiram tanaman secara rutin. Penggunaan Drone ini sendiri sudah mulai diterapkan di Amerika Serikat, mereka memanfaatkan Drone untuk menyuram air maupun menyebarkan pestisida pada tanaman dimana Drone sendiri memiliki jangkauan yang cukup luas hingga 500 acre.

Penerapan teknologi ini membawa banyak manfaat bagi pertanian, termasuk peningkatan hasil panen, pengurangan biaya produksi, dan penghematan sumber daya. Namun, tantangan masih ada, terutama dalam hal biaya investasi awal yang tinggi dan kebutuhan akan keterampilan teknis dalam mengoperasikan teknologi tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam menyediakan pelatihan dan dukungan keuangan bagi petani.

Di Indonesia, seperti yang sudah diketahui, perkembangan teknologi tidak bisa serta merta langsung diterima oleh semua pihak, khususnya oleh masyarakat yang memang masih kekurangan informasi terhadap akses perkembangan teknologi di daerah pedesaan. Banyak dari mereka yang belum memiliki pemahaman yang cukup tentang bagaimana teknologi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks pekerjaan mereka di sektor pertanian atau usaha kecil menengah. Oleh karena itu, proses adopsi teknologi di daerah pedesaan membutuhkan waktu yang tidak singkat dan juga pelatihan khusus yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka. Pelatihan ini harus dilakukan dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan, agar masyarakat dapat benar-benar menguasai dan merasa nyaman dengan penggunaan teknologi. Dengan demikian, mereka dapat dengan lebih mudah dan cepat menyelesaikan pekerjaan sehari-hari mereka, seperti mengelola lahan pertanian, memantau kesehatan ternak, atau mengoptimalkan proses produksi usaha mereka. Pada akhirnya, keberhasilan dalam mengedukasi dan melatih masyarakat pedesaan mengenai teknologi akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas dan kualitas hidup mereka, serta mendorong pembangunan ekonomi yang lebih merata di seluruh Indonesia.

Dengan adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan drone dalam sektor pertanian, Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor ini secara signifikan. Penerapan inovasi-inovasi ini tidak hanya menjanjikan peningkatan ekonomi yang substansial bagi para petani, tetapi juga memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap ketahanan pangan nasional yang semakin mendesak. Lebih jauh lagi, dengan dukungan berkelanjutan terhadap pengembangan dan penerapan teknologi-teknologi canggih dalam pertanian, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pionir dalam revolusi pertanian digital di kawasan Asia Tenggara. Pencapaian ini tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, tetapi juga akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat petani dan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline