Lihat ke Halaman Asli

Satya Anggara

Academic Researcher and Investor

Pandemi Covid-19: Langkah Awal Membangun Tubuh dan Ekonomi yang Antifragile

Diperbarui: 28 Juli 2021   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberitaan tentang COVID-19 kian MembludakSumber: https://www.newscientist.com/

Dunia Kontemporer di tengah Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 adalah suatu ketidakterdugaan. Meminjam ungkapan dari Nassim Taleb, ia adalah "Black Swan" yang memberikan dampak disruptif terhadap kehidupan kita. Masker dan hand sanitizer sudah setahun lebih menjadi bawaan wajib tiap bepergian keluar rumah, demikian juga dengan multivitamin dan rapid test rutin.

Tidak hanya terkait gaya hidup sehat, pandemi juga membawa perubahan drastis terhadap cara kita bekerja dan belajar, sebab dengan kondisi di mana mobilitas dibatasi, banyak pekerjaan yang harus diperantarai oleh internet. 

Work from home (WFH) dan belajar daring bukan lagi barang langka yang hanya dapat dinikmati para pekerja freelance internasional atau murid-murid kursus digital, sebab perkembangan teknologi terakselerasi oleh keterpaksaan keadaan ini.

Kita sudah cukup paham mengenai perubahan yang mengejutkan ini dan dampak positif yang menyertainya sebagai arus disruptif di tengah peradaban. 

Akan tetapi, kita juga sebagai manusia pada hakikatnya tidak menyukai keteracakan dan kemendadakan. Kita lebih menyukai titik tengah di mana kebaruan dan konvensionalitas bertemu, sebab kita selalu dapat menemukan familiaritas di tengah antusiasme dari suatu inovasi.

Sayangnya dalam situasi yang sepenuhnya baru dan acak, otak manusia yang didesain untuk hidup dengan keteraturan dan pola cenderung ingin menghindari situasi tersebut. Di sinilah kekeliruan dalam bertindak rawan terjadi.

Kondisi bahwa kejutan dalam hidup adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari seharusnya membuat kita lebih bijak dalam menanggapinya, namun seringkali kita justru melakukan tindakan-tindakan yang tidak perlu, berlebihan, bahkan membahayakan. 

Para pembaca tentu masih ingat dengan momen-momen awal pandemi COVID-19, ketika masyarakat awam masih betul-betul awam dengan COVID-19 sehingga ketika ada orang yang menjadi pasien, orang tersebut justru dirundung alih-alih diberikan dukungan moral. 

Ini adalah salah satu gambaran dari tindakan yang membahayakan ketika masyarakat kita menanggapi suatu pandemi yang masih cukup baru kemunculannya dengan gegabah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline