Lihat ke Halaman Asli

Satrya karunia TH.

Kita dulu tiada dan akan kembali tiada

Kabut Asap Melanda

Diperbarui: 17 September 2019   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini aku bercerita,Tentang suatu peristiwa yang seakan memang lumrah ketika,Musim kemarau melanda.

Malam ini aku bercerita,Tentang suatu peristiwa yang seakan memang lumrah ketika,Musim kemarau melanda.

Tentang bencana yg melanda negeri kami yg tercinta,
Di kota palangkaraya khususnya.

Kalau sebelumnya banyak bintang-bintang di angkasa,
Sekarang tak nampak bintangnya,
Sudah dua bulan lebih lamanya,
Asap mengepul mengelilingi kota kita,
Tertutup keindahan semesta,
Tak terlihat oleh mata,
Keindahan milik Sang Pencipta.

Kenapa bisa terjadi ini semua,
Ternyata karena ulah tangan manusia,
Tak memperdulikan dampaknya,
Padahal Sebagian ada yang meregang nyawa,
Dari balita hingga lansia.

Tingkat polusi udara kian bertambah parah,
seiring sedang lahan yang semakin luas terbakar,
kabut semakin pekat, radius 200 meter pandangan tak terlihat.

Data terakhir menunjukan kualitas udara saat ini berada pada level berbahaya.

Apakah para pembakar lahan ingin membuat Pembantaian besar-besaran ?

Pembunuhan secara tidak langsung, namun berdampak mematikan jika terus dibiarkan.

Butuh tindakan tegas dari sang pemegang kekuasaan tertinggi di Negeri ini, siapa lagi kalau bukan Pak Jokowi.

Lihat kami !

Beri hukuman seberat-beratnya kepada para pemilik perusahaan pembakar lahan, mereka berbuat kerusakan hanya demi meraih keuntungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline