Lihat ke Halaman Asli

Satrya karunia TH.

Kita dulu tiada dan akan kembali tiada

Menunda Beramal, Akhirnya Menyesal

Diperbarui: 11 Agustus 2019   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amalan yg sifatnya nanti-nanti sampai kapanpun takkan terjadi.Kita sering menunda-nunda untuk beramal, sampai akhirnya kita terlena karena terlalu lama menunda. Hingga akhirnya penyesalan saja yang dirasa, karena waktu tak pernah kembali terulang kembali seperti sedia kala.

Sampai kapan kita ingin terus begini ? Menunda- nunda waktu untuk beramal sampai terlena oleh waktu, dan tak terasa sudah habis masanya.
Akhirnya hanya penyesalan saja yg ada...

Sering kita dengar ungkapan dari banyak orang bahwa saya akan berbuat baik, tapi nanti. Setiap orang mempunyai keinginan untuk berbuat baik, akan tetapi ini semua tak serta merta langsung dilakui, terkadang menunggu waktu nanti yang tak jelas kapan lagi.

Ia inginnya nanti, tunggu ada waktu luang dan lapang kalau sekarang masih belum bisa.
Bayangannya nanti aja pas sudah berkeluarga, saat sudah berkeluarga aduh banyak anak nanti ajalah tunggu sudah Tua.
Pas sudah tua, Aduh tubuhku lemah sudah, tak kuat seperti saat muda dulu.

Padahal Allah senantiasa bersumpah di setiap waktu, apakah tak tergerak hati kita untuk melangkah maju kedepan menuju ampunan Allah yang mana ampunan Allah itu seluas langit dan bumi di janjikan bagi orang yang bertaqwa.

(Demi Waktu Fajar)
Wadh Dhuha
(Demi Waktu Dhuha)
Wan Nahaari Idza Tajalla
(Dan Siang apabila terang benderang)
Wal Ashr
(Demi Waktu Ashr
Wal Laili Idzaa Yaghsyaa
(Demi Malam apabila telah menutupi siang hari)

Sebagaimana Pepatah Melayu :

Dari Kecil Terlonjak-lonjak,
Sudah besar terbawa-bawa,
Sudah Tua berubah Tidak.

Takkan terjadi perubahan jika dari kecil saja sudah malas-malasan.
Perilaku kita yang sekarang akan menentukan arah di dikemudian akhir, kalau Akhlaq buruk telah ditanamkan dalam diri kita saat masih muda,maka sampai tua pun akan terbawa-bawa.

Hingga akhir hayat menghampiri, hanya ada penyesalan saja dalam diri. Ingin ia kembali untuk beramal dan meninggalkan segala yang ia miliki. Akan tetapi sudah tak ada waktu lagi, karena semua tak ada yang abadi dalam kefanaan dunia ini, hanya ada penyesalan abadi karena hidup hanya sekali.

Sebagaimana tangisan ketika orang telah mati, apa kata mereka.

"Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata),

Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin. "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline