Lihat ke Halaman Asli

Satriyo NugrohoPH

Mahasiswa Radiologi Universitas Airlangga

Kedokteran Nuklir, Tersimpan Banyak Manfaat Dibalik Nama yang Menakutkan

Diperbarui: 18 Juni 2022   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya-mendengar kata ‘nuklir’ mungkin yang pertama terlintas di pikiran adalah sesuatu yang menyeramkan dan juga membahayakan. Namun, siapa sangka jika energi yang kerap digunakan sebagai senjata perang ini juga memiliki manfaat dalam dunia medis. Itu semua digunakan di radiologi kedokteran nuklir, salah satu bidang radiologi yang memanfaatkan tenaga nuklir sebagai pengobatan penyakit kanker, jantung, gangguan ginjal, gangguan tulang dan sendi, dan juga penyakit yang berhubungan dengan jariingan lunak (reumatologi). Pengobatan ini juga populer dengan nama terapi nuklir atau radionuklir.

Secara singkat, terapi radionuklir dijelaskan sebagai prosedur medis yang melibatkan panas dari tenaga nuklir, untuk diagnosis pencitraan dan terapi penyakit. Terapi ini menggabungkan 2 konsep teknologi, yaitu radiologi dan tenaga nuklir.

Radiologi adalah prosedur medis untuk memindai bagian dalam tubuh menggunakan pancaran atau radiasi gelombang (baik gelombang elektromagnetik, gelombang suara, maupun gelombang sangat tinggi ultrasonik). Sementara itu, tenaga nuklir merupakan panas yang dihasilkan dari reaksi pemecahan atom nuklir.

Dalam praktiknya pada pengobatan kanker, radiologi berperan untuk mencari dan memetakan lokasi keberadaan sel kanker dan penyebarannya. Sementara panas dari nuklir berperan sebagai penghantar zat obat untuk membunuh sel-sel kanker pada area target yang spesifik

Berikut adalah beberapa prosedur yang akan dilalui,  yang pertama kali, dilakukan sebelum menjalani terapi ialah pasien mnejalani pencitraan tubuh untuk mendeteksi keberadaan atau lokasi sel kanker, yang kedua kemudian dokter akan mempersiapkan jenis dan dosis obat radioisotop (obat yang mengandung senyawa radioaktif) yang tentunya disesuaikan dengan kondisi pasien.

Nah setelah pasien dinyatakan siap, obat tersebut kemudian disuntukkan ke dalam pembuluh darah. Dalam beberapa menit obat ini bereaksi menuju sel kanker yang telah dideteksi sebelumnya. Terapi ini berlangsung dalam beberapa menit dan tidak menyakitkan sama sekali.

Selama diterapi, pasien akan di tempatkan di suatu ruangan khusus dan menjalani rawat inap di rumah sakit sehingga tidak membahayakan orang lain hingga kadar bahan radioaktif yang berada di bawah batas wajar. Selama di ruang rawat inap pasien juga diharuskan memakai masker atau pelengkap pelindung lainnya yang bisa menghalangi radiasi mempengaruhi bagian tubuh yang lainnya.

Namun, bahan radiasi tersebut sebenarnya akan secara alami dikeluarkan melalui keringat, urine, maupun feses. Itulah sebabnya pasien disarankan memperbanyak asupan cairan selama menjalani pemeriksaan kedokteran nuklir

Jika anda pernah menderngar kemoterapi, mungkin anda akan berpikir apa bedanya dengan terapi kedoktern nuklir. Hal itu sebenarnya sangat berbeda cara kerjanya. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat khusus yang ditujukan untuk membidik lalu membunuh sel kanker yang membela dengan sangat cepat. Kekurangannya, obat ini bisa membunuh sel yang sehat dan normal. Itulah sebabnya pengobatan kemoterapi banyak menimbulkan efek samping lainnya.

Dilain sisi, radiasi panas nuklir  dalam radionuklir dapat ditargetkan khusus hanya menyasar area yang lebih spesifik. Jadi, dosis obat yang digunakan dapat langsung menghancurkan sel kanker, tanpa harus merusak jaringan yang sehat dan normal disekitarnya. Terapi ini cukup efektif untuk mengatasi semua sel tumor ganas dimanapun sel tersebut berada.

Kesimpulannya, setiap pengobatan atau terapi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua pengobatan yang digunakan pada dunia medis pada dasarnya sudah distandarisasi keamanannya demi keselamatan umat manusia. Oleh karena itu janganlah takut atau ragu untuk memeriksakan kesehatan anda dengan rutin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline