Lihat ke Halaman Asli

Satriyo Wibowo

I'm Ordinary people - Cofounder SMI

Pendidikan Musik Tidak Harus Menjadikan Seorang Musisi

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sekarang ini banyak orang tua mulai mengerti akan pentingnya pendidikan musik bagi anaknya, dimana musik dapat menyeimbangkan kecerdasan intelektual dan emosional. Yang sering kita dengar adalah musik mampu mengembangkan otak kanan sehingga kreatifitas meningkat. Dengan pemahaman diatas biasanya ekspektasi dalam pendidikan musik tidak hanya menguasai secara skill namun ingin anaknya kreatif dan otaknya berkembang bukan ingin anaknya menjadi musisi ataupun seniman namun ingin potensi anak berkembang dalam proses belajar musik.

Maka dalam konsep pendidikan musik harus memiliki pemahaman yang namanya "Setiap siswa memiliki bakat dan kemampuan masing-masing” Every child is different. Tidak bisa disamakan antara satu anak dengan anak yang lainnya, mungkin ada yang minatnya menjadi komponis, player, penulis musik, pencipta lagu, penikmat musik, pengamat musik, programmer musik, suka genre tertentu dan mungkin menjadi guru musik.

Dalam lingkungan pembelajaran, anak akan lebih cepat berkembang. Kita sebagai pendidik musik bisa mengajak mereka bereksperiment dengan memberikan anak risiko untuk mencoba, bekerja sama dalam kelompok, membuat kesalahan, merevisi, dan merefleksi ketika bermusik. Proses belajar ini disebut “active learning” yaitu dengan tujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Dalam riset membuktikan bahwa pendidikan musik lebih luas dari apa yang bisa kita mengerti, seperti “Dilangsir dari pengamat pendidikan musik Sekolah Tinggi Kesenian Utrecht, Belanda, Suzan Lutke, beliau menuturkan bahwa pendidikan atau pengajaran seni musik untuk anak  tidak diarahkan untuk membuat si anak menjadi musisi. Namun, dengan pendidikan bermusik itu, mengajarkan siswa untuk belajar membuat nyaman dirinya, mencurahkan perasaan, berbagi pengalaman, menunjukkan hasil imajinasinya, dan berkomunikasi dengan orang lain lewat musik.”

Jadi, tugas seorang guru musik adalah mengajarkan mereka cara mengkomunikasikan apa yang ada pada diri mereka lewat musik bukan pendidikan musik yang dipaksakan kepada anak-anak. Maka guru musik yang ideal itu harus memberikan kesempatan kepada anak didiknya untuk merasakan pengalaman sendiri dalam bermusik, dengan memenuhi kebutuhan dan minat anak didiknya saat mereka belajar musik.

Maka menemukan bakat setiap anak dalam pendidikan musik akan sangat menarik, dimana potensi-potensi akan terlihat saat anak-anak ini melakukan apa yang mereka suka. Melakukan bukan karena procedural yang kaku tetapi belajar dengan tidak ada paksaan maka perkembangan akan terlihat dan bisa dinikmati. Berikut contoh untuk memperlihatkan pendidikan musik dengan technology yang bisa dipakai dalam active learning, dimana anak-anak akan bereksperiment dengan teman-temannya untuk mengalami dan mengembangkan bakat mereka.

SIMPLY MUSIC, IRLANDIA

Simply Music’s Paul Maher dan guru-gurunya memberikan "Inspirasi teknologi untuk pendidikan musik" di seluruh Irlandia. Dalam video ini, Simply Music mendemonstrasikan cara membuat lagu, komposisi dan menggabungkan live performance dan teknologi dengan menggunakan alat konvensional yaitu gitar, keyboard, vokal, iPads, dimana semua terhubung melalui 1 alat yang namanya JamHub studio, Paul menyebut bahwa ini sebagai sebuah "perangkat yang benar-benar brilian". Program yang mereka sebut adalah iClass Sound, dirancang untuk menanggapi keterlibatan anak-anak dengan teknologi dan untuk meningkatkan pengembangan kreatif mereka. Dalam sesi workshop mereka  membawa seperangkat alat teknologi yaitu menggunakan 10 iPad , keyboard midi , gitar listrik, gitar bass, vocal, dll dan 2 musisi untuk tutornya.

Pada aktifitas ini mereka menggunakan iPad dengan aplikasi software GarageBand (program aplikasi di Apple untuk merekam, menyusun, dan share musik digital). Dimana berlatih dengan cara diam-diam dengan ipads, dimana suaranya mereka dengar dengan menggunakan headphone, jadi tidak membuat ramai atau kegaduhan di kelas saat melakukan eksperiment ini. Mereka memegang ipad dan mulai mengoperasikan aplikasi untuk membuat musik, dengan bantuan tutor khususnya untuk mengarahkan mereka. Pada kelas ini alat musik konvensional pun dipakai dan dibantu juga dengan keyboard kontroler, mereka bisa mengatur tempo, nada dasar, dan memilih instrument mereka yang ada di aplikasi tersebut.

Dengan alat yang namanya JamHub yaitu sebuah portable studio latihan diam untuk memberikan kemudahan bagi musisi dengan tingkat efisiensi yang luar biasa, kapan saja tanpa harus diberitahu untuk berhenti bermain karena terlalu keras.Jamhub juga memanjakan pemain untuk bisa berkreasi lebih lama tanpa mengganggu orang lain. menciptakan lebih banyak lagu dan lebih menyenangkan dalam bermusik. Maka aktifitas yang dilakukan ini sangat menarik baik bagi anak maupun hasil project yang mereka buat. Selain itu mereka saat bereksperiment bisa juga melatih kepercayaan diri mereka yaitu berani merekam suara, permainan musik mereka, dan tampil didepan teman-temannya.

Maka eksperminent-ekspermient ini sangat memiliki pengaruh untuk melatih dan menciptakan kemampuan kreatif yang bisa anak-anak dapatkan. Pendidikan musik sangat penting tidak hanya untuk orang-orang, tetapi juga untuk dunia nyata. Seperti halnya bahwa pendidikan musik bisa menciptakan pekerjaan, membantu anak-anak dengan skor SAT, membantu anak-anak mendapatkan nilai yang lebih baik, dan masih banyak lagi .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline