Kita sudah kita berkali-kali melaksanakan pemilu: Kita sudah sering milih anggota DPRD, DPR, bupati, walikota, gubernur dan presiden. Setelah pilihan kita jadi pemimpin, kadang kita kecewa karena kepemimpinannya tidak sesuai harapan. Saat kita milih dia, kita membayangkan dia akan jadi pemimpin yang hebat. Tapi kenyataan tak seindah mimpi.
Bukan salah orang yang kita pilih dong kalo kejadiannya macam itu. Salah diri kita sendirilah yang berarti tak mampu pilih orang yang tepat. Kesalahan yang umum kita lakukan adalah kita mudah terkecoh dengan penampilan: wajah yang simpatik, tutur kata yang lembut, sopan, ramah, jujur, agamis, cerdas dan lain-lain. Kita sering salah pilih orang yang kalo nglamar kerja saja gak bakal diterima. Manajer SDM tak bakal ngrekrut orang macam itu soalnya yang dibutuhkan adalah orang yang bisa kerja. Cerdas cuma di atas kertas gak akan berguna. Pernah nglamar kerja kan? Orang yang nilai akademiknya bagus belum tentu diterima.
Kita harusnya nyonto pakar SDM macam manajer personalia, pilih pemimpin harusnya yang bisa kerja. Orang cerdas tu banyak, orang jujur banyak, orang alim banyak, Yang bisa action?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H