Lihat ke Halaman Asli

Dengan KKN-T Mahasiswa UM Sidoarjo Membranding Minuman Sarikedelai Menjadi Banyak Varian Rasa

Diperbarui: 30 September 2020   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Pada saat semester ini saya senang sekali bisa mengikuti KKN di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, saya berfikir KKN bisa terjun ke desa-desa seperti KKN sebelumnya, ternyata dengan adanya covid19 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tetap menyelenggarakan KKN tidak seperti KKN sebelumnya dan KKN ini tidak ada di sebelum-sebelumnya. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo memberikan KKN Tangguh untuk mahasiswa yang sasarannya masyarakat tidak banyak melainkan lebih diperkecil sasarannya dan satu mahasiswa sasarannya ke masyarakat sekitar dekat rumah mahasiswa itu tinggal.

pada waktu pandemi covid19 ini banyak yang mengalami penurunan penjualan produk apalagi produk makanan atau minuman dan saya ingin menaikkan ekonomi masyarakat agar pada saat pandemi seperti ini tidak mengalami kesusahan. Kemudian ada tetangga saya yang memiliki produk minuman sarikedelai dan membuat saya ingin membranding produk tersebut.

Pada saat terjadinya pandemi covid pembuat sarikedelai enggan menjual sarikedelainya dikarenakan pada saat itu mengalami psbb di daerah surabaya raya yang meliputi surabaya, gresik dan sidoarjo. Permasalahan yang sudah dialami yaitu tidak dapat berjualan lagi dan terhenti oleh pandemi ini.

Pada saat minggu pertama saya survey ke lapangan dengan mendatangi ibu rosid saya menyampaikan maksud dan tujuan saya untuk melakukan tugas kuliah KKN-T di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Kemudian saya bertanya-tanya bagaimana proses pembuatan sarikedelai ini dari dulu hingga sekarang. Setelah lama mengobrol, Kemudian saya ada sedikit kendala yaitu sasaran tidak mau untuk dibranding sarikedelainya dan beliau hanya minta sarikedelai ini hanya rasa original dan tidak mau untuk diberikan label. Setelah saya sosialisasikan mengenai era zaman seperti ini alangkah baiknya sarikedelah diberikan rasa-rasa agar penjualan sari kedelai ini tidak hanya untuk dikonsumsi oleh orangtua melainkan juga anak-anak hingga remaja, kemudia label juga sangat berpengaruh bagi produk tersebut agar orang-orang yang beli dan minum bisa membaca bahwa sarikedelai ini memiliki branding dan daya tarik untuk membelinya. Setelah saya mensosialisasikan target sasaran saya setuju untuk melakukan branding pada produk sarikedelai ini.

Ditengah-tengah program kerja saya yang sudah berjalan saya mengusulkan agar memakai rasa-rasa pewarna yang dijual ditoko-toko yang sudah ada izin resmi MUI halal dan juga mendesain label untuk ditaruh dibotolnya. Sasaran target saya selalu mengikuti apa yang saya sosialisasikan sebelumnya.

Diakhir pembuatan sarikedelai ibu rosid senang sekali bisa memiliki banyak varian rasa sarikedelai dari rasa coklat, mocca, strauberry, taro, durian, sirsak dll, kemudian saya melakukan pembelajaran penjualan online melalui Wa. Saya tidak menggunakan media sosial yang lainnya karena Wa sudah cukup untuk penjualan kepda tetangga, teman, saudara agar bisa disebarluaskan dengan sendirinya dari mulut ke mulut.

Ibu rosid berharap di tahun-tahun kedepannya ada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo bisa mengadakan KKN di berbagai mitra UMKM agar ekonomi UMKM di Sidoarjo bisa berkembang dan mempunyai karya tersendiri khususnya di kota Sidoarjo.

Satriya Adiluhung Juniarizky (Prodi Ilmu Komunikasi -- Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline