Filsuf Jerman abad ke-19 Arthur Schopenhauer mempunyai pengaruh besar dalam memikirkan penderitaan manusia dan hakikat kehidupan. Pemikirannya
didasarkan pada konsep "kehendak". (akan) menjadi titik sentral teorinya. Baginya kemauan adalah kekuatan fundamental yang memandu tindakan manusia, sekaligus sumber penderitaan yang tak terelakkan.
Pendapatnya tentang keinginan yang tidak terpenuhi dapat dilihat dalam konteks masyarakat saat ini yang penuh dengan konsumerisme dan teknologi. Di zaman di mana kita terus-menerus dibombardir dengan tuntutan dan keinginan yang tidak terbatas, pemikiran Schopenhauer memunculkan pertanyaan penting tentang apa yang sebenarnya penting dalam hidup dan apakah kepuasan materi dapat mendatangkan kebahagiaan abadi.
Pemikiran Schopenhauer juga memperhatikan musik sebagai perwujudan langsung dari keinginan dasar. Dalam kehidupan sehari-hari, musik telah menjadi bagian integral dari pengalaman manusia. Dalam situasi emosional yang sulit, musik seringkali menjadi sarana ekspresi atau kenyamanan. Di dunia saat ini, di mana kesehatan mental menjadi fokus, memahami kemampuan musik untuk mengatasi tekanan emosional menjadi semakin penting.
Namun, pandangan pesimistis Schopenhauer tentang penderitaan juga membuka ruang untuk refleksi. Dalam konteks ini, di tengah kesadaran akan permasalahan kesehatan mental, beliau mengajak kita untuk memikirkan makna hidup dan mencari kedamaian batin di tengah dinamika modern.Meski pendekatannya pesimistis, pemikiran
Schopenhauer memberikan landasan penting untuk menghadapi keinginan tak terbatas, pengaruh musik dan penderitaan manusia dalam kehidupan modern. Karyanya menyentuh sisi universal pengalaman manusia dan terus memberi kita wawasan penting tentang makna dan tujuan hidup yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H