Lihat ke Halaman Asli

Dimas M. Widiantoro

Penggiat startup

Berperilaku Cerdas Seperti Ekonom Meski Anda Bukan Ekonom di Masa Pandemi Corona

Diperbarui: 19 Juni 2020   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

theprimaryreadingtutor.com

Hari ini saya mendapatkan email yang cukup mengejutkan dari bank kepercayaan saya, sebut saja bank M terkait update terbaru tagihan kartu kredit saya. Bank M yang memiliki warna logo biru ini baru saja menurunkan bunga tagihan kartu kredit saya dari 5% perbulan menjadi 2%. Batas tempo pembayaran kredit yang sebelumnya 1 tahun kemudian diperpanjang menjadi 2 tahun. 

Membaca email tersebut, saya sebagai makhluk ekonomi yang senantiasa melihat peluang dalam berbelanja, dalam hati langsung terusik, hmm mungkin sekarang saatnya saya menggunakan kartu kredit saya untuk membeli meja pingpong idaman saya secara kredit, toh keringanan kredit ini cukup menggiurkan? Namun neuron di otak saya meminta saya untuk berpikir sejenak, apakah berbelanja dan kondisi saat ini adalah hal yang aman? Orang bilang situasi saat ini mengarah ke resesi ekonomi, apa itu resesi? Apakah PSBB karena virus korona ini yang menyebabkan resesi? Apa imbasnya bila saya berbelanja dengan cara kredit di waktu resesi ini, toh penghasilan saya tidak terganggu pada masa pandemi ini? 

Untuk anda yang memiliki dilema seperti saya, yuk simak artikel berikut ini, mudah-mudahan dapat memandu anda untuk mengambil keputusan tepat dan dapat menenangkan hati anda. 

Di setiap bahasan akan dimulai dengan bahasa ringan dan diteruskan dengan pendalaman dari model berpikir layaknya seorang ekonom. 

Apa itu resesi? 

Banyak media mengatakan bahwa perekonomian saat ini berada di pintu gerbang krisis ekonomi. Apakah pernyataan ini mengada ada atau memiliki alasan yang logis? Setidaknya untuk disebut krisis ekonomi ada beberapa elemen yang harus dipenuhi, 

  • Pertama adalah resesi atau perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

  • Kedua adalah meningkatnya jumlah pengangguran karena turunnya aktivitas produksi. 

  • Ketiga adalah mulai terlihat campur tangan pemerintah yang lebih besar dari biasanya dalam menstabilkan perekonomian. 

Resesi sendiri tidak selamanya buruk. Karena bila resesi diantisipasi dengan kesadaran bahwa tiap pelaku ekonomi mau menerima untuk menerima gaji yang lebih rendah maka resesi dapat menurunkan inflasi dan tiap orang tetap dapat berproduksi dan mencapai full capacity dan berproduksi. 

Untuk menyimak mengapa resesi tidak selalu buruk yuk simak video yang sudah saya siapkan:


Yang buruk adalah resesi yang stagnan dan orang tidak mau menerima gaji yang lebih rendah dan berharap bantuan pemerintah. Nah pada saat seperti ini maka beban pemerintah bertambah, banyak orang menjadi pengangguran, dan ekonomi turun produksinya. Hal ini lah yang menjadi kritik untuk perekonomian yang terlalu mengusung konsep dari Keynes, dan kritikan ini umumnya berasal dari para pendukung ekonomi klasik yang berharap minim nya campur tangan pemerintah dan perekonomian. 

Apakah situasi covid 19 ini bisa digolongkan resesi? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline