Lihat ke Halaman Asli

Satrio Ernesto Utomo

Siswa SMP, Junior Programmer, Fotografer

Siswa Mulai Tidak Sopan terhadap Guru! Akibat Kemerosotan Moral?

Diperbarui: 25 November 2024   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Leonardo.ai, prompt oleh Satrio

Guru adalah sosok yang tak tergantikan dalam dunia pendidikan. Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga menjadi pilar penting dalam membentuk karakter siswa. Sejak kecil, kita diajarkan untuk menghormati guru sebagai orang tua kedua di sekolah. Namun, di zaman modern ini, penghormatan terhadap guru tampaknya mulai memudar. Tradisi yang dulu dijunjung tinggi seperti 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) kini semakin ditinggalkan oleh generasi muda.

Fenomena Menurunnya Penghormatan kepada Guru

Di era digital dan serba cepat ini, sikap siswa terhadap guru mengalami perubahan signifikan. Jika dahulu siswa berlomba-lomba untuk menyapa dan menyalami guru, kini banyak siswa yang justru mengabaikan keberadaan mereka. Beberapa bahkan berani membantah, mengejek, atau berkata kasar kepada guru. Fenomena ini mengundang pertanyaan besar: apakah ini tanda dari kemerosotan moral generasi saat ini?

Masalah ini bukanlah hal yang muncul secara tiba-tiba. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya rasa hormat siswa terhadap guru. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat kita analisis:

Penyebab Menurunnya Penghormatan terhadap Guru

1. Pengaruh Lingkungan

Lingkungan tempat seorang anak tumbuh sangat berpengaruh pada pembentukan sikap dan perilakunya. Teman sebaya, keluarga, dan media sosial sering menjadi faktor yang membentuk cara pandang siswa terhadap guru.

Di lingkungan sekolah, siswa yang awalnya sopan kepada guru dapat berubah karena terpengaruh oleh teman-temannya. Misalnya, ketika satu siswa mulai bersikap tidak sopan kepada guru, siswa lain sering kali ikut-ikutan untuk mencari pengakuan atau agar tidak dianggap berbeda. Tekanan kelompok sebaya ini sangat kuat, terutama pada usia remaja, di mana siswa cenderung ingin diterima dalam kelompoknya.

2. Pola Asuh Orang Tua

Peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai moral sejak dini sangat penting. Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari tanggung jawab ini. Orang tua yang terlalu memanjakan anak atau terlalu sibuk hingga kurang memperhatikan perkembangan moral anak sering kali secara tidak langsung membiarkan anak tumbuh tanpa nilai penghormatan terhadap orang lain, termasuk guru.

Selain itu, anak yang terbiasa mendengar bahasa kasar di rumah akan cenderung membawa kebiasaan tersebut ke sekolah. Mereka mungkin tidak merasa bersalah ketika berbicara kasar kepada guru karena hal itu dianggap biasa di lingkungan keluarganya.

3. Perilaku Guru itu Sendiri

Sebagai pendidik, guru juga harus introspeksi. Tidak semua guru mampu menjaga hubungan yang baik dengan siswa. Guru yang bersikap otoriter, tidak adil, atau mempermalukan siswa di depan teman-temannya dapat menimbulkan rasa dendam. Siswa yang merasa diperlakukan tidak adil mungkin akan kehilangan rasa hormat terhadap guru tersebut.

Tindakan seperti memberikan nilai rendah dengan alasan yang tidak jelas, memarahi siswa secara berlebihan, atau bahkan tidak menepati janji dapat merusak hubungan antara guru dan siswa. Padahal, kepercayaan dan rasa hormat adalah fondasi penting dalam proses belajar-mengajar.

Dampak Menurunnya Penghormatan kepada Guru

Ketika siswa tidak lagi menghormati guru, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh guru tetapi juga oleh siswa itu sendiri dan bahkan sistem pendidikan secara keseluruhan.

1. Guru Kehilangan Wibawa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline