Lihat ke Halaman Asli

Memilih Jalan Sukar Bersama Kang Dedi Mulyadi

Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Juson Simbolon

Ketika orang disibukkan dengan mobilisasi massa ke hotel-hotel, auditorium atau balai pertemuan. Kami justru sebaliknya. Memilih jalan berbeda, hadir di kampung-kampung warga. Membangun partisipasi dan ruang-ruang interaksi kecil. Berbicara tentang negara, warga negara bahkan hal terkecil tentang warga desa. 

Setiap momentum kami pilih sebagai jalan membangun kebaikan. Kami pilih jalan itu sebagaimana dua pilihan dalam hidup yang telah disampaikan dalam Surat Al-Balad 10. "Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan). 

Memilih jalan kebaikan adalah jalan sukar dan mendaki. Surat Al-Balad 12. Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? Yaitu melepaskan perbudakan (13), Memberi makan pada hari kelaparan (14) Kepada Anak Yatim (15) atau orang miskin dan sangat fakir (16) Orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang (17). 

Sepanjang 2 tahun lebih FKDM berdiri. Dalam beberapa kesempatan, menurut hemat kami, jalan kebaikan itu diterjemahkan Kang Dedi Mulyadi dalam kerja-kerja sosial, politik dan kemanusiaan sebagai jalan terjal dan mendaki. 

Tetapi apakah kerja-kerja personal Kang Dedi Mulyadi bisa dilakukan secara maksimal untuk memperluas capaian jalan kebaikan itu? Tentu saja tidak! Maka cita-cita itu mesti diabadikan dalam sebuah kepemimpinan gerakan sosial, politik dan kebudayaan yang termanifestasi dalam gagasan Ngurus Lembur Nata Kota-Jawa Barat Istimewa

Kami menyadari tidak akan mampu melakukan semua itu? Sebagai kelompok kecil tentu saja FKDM belum bisa berbuat lebih dari sekedar membangun silaturahmi. Menguatkan satu dengan yang lain. Memperdalam pemahaman akan realitas dan harapan. Membangun memori kolektif sebagai tujuan dan cita-cita bersama di masa depan. Lewat diskusi-diskusi kecil tingkat kampung-kampung. Untuk menjelaskan dan meningkatkan partisipasi akan pentingnya gerakan bersama "Ngurus Lembur Nata Kota - Jawa Barat Istimewa"

Dok. Juson Simbolon

Dua tahun eksistensi FKDM Chapter Bandung adalah bagian dari diskusi-diskusi kecil itu, bagian dari jalan sukar dan mendaki itu. Tetapi kami selalu hadir dari optimisme yang mandiri, solidaritas yang tiada bertepi. 

Di akhir tulisan ini, dengan rasa bangga saya Juson Simbolon mengucapkan "Selamat buat seluruh teman-teman FKDM Bandung. Teruslah mengasah diri dalam kerendahan hati, bekerja dengan niat yang suci agar harapan menjadi kenyataan atas izin Allah yang maha mengetahui"

Untuk semua teman-teman yang hadir, terutama tuan rumah FKDM Bandung. Terima kasih atas semua jamuan sepanjang acara. Terima kasih atas sumbangsih ide saat diskusi hangat dan menghasilkan keputusan agenda besar yang akan kita kerjakan bersama ke depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline