Lihat ke Halaman Asli

Satrio Anugrah

Football Coach, Football Writer

Dari Sepak Bola untuk Messi

Diperbarui: 11 Juli 2021   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Messi mencium trofi internasional pertamanya, Copa America. Sumber : B/R Football.

Messi sesungguhnya tak perlu memenangkan apapun lagi untuk membuktikan diri. 34 tahun usianya dihabiskan untuk sepakbola. Selama itu, Pria Argentina membuat banyak dari kita percaya keajaiban, bahwa ada hal-hal yang terjadi begitu saja. Tanpa pernah bisa dijelaskan.

Namun masih saja ada peragu yang kurang ajar. Membawa-bawa raihan trofi sebagai penggaris kehebatan. Tak perduli bahwa tiap tahun Messi memecahkan rekor demi rekor. Bagi kita semua yang telah menyaksikan sepakbola dan jatuh cinta pada olahraga ini, Messi punya tempat spesial di hati. Seperti musik punya Mozart, begitulah seharusnya sepakbola menempatkan Messi. Setelah menyusuri padang pasir bertahun-tahun, menemui kegagalan demi kegagalan, Oasis itu ditemukan. Di tempat yang paling tak mungkin, Maracana, Brasil.

Seluruh Dunia menyambut baik kemenangan Argentina pagi tadi. Walaupun pertandingan berlangsung alot dan bernilai estetik rendah, siapa peduli?. Hanya satu hal yang penting untuk sebuah final, yakni trofi. Bagi saya, tiada yang lebih layak memenangkan copa selain Messi. 

Tak hanya itu, Messi mengakhiri turnamen dengan penghargaan Best Player dan Top Scorer untuk empat gol dan lima asis. Bila menghitung Pra asis, maka Messi telah berkontribusi dalam 11 dari 12 gol yang Argentina lesakkan di kompetisi dua tahunan ini. Anda mungkin perlu minum anti depresan setelah peluit terakhir dibunyikan bila anda membenci Messi. Semoga beruntung! Malam ini pasti anda kesulitan tidur.

Setelah kehilangan Maradona pada November tahun lalu, Argentina pun harus menerima kenyataan status tuan rumah mereka dicabut beberapa hari menjelang pembukaan karena ledakan kasus covid-19. Hari ini, semua pedih itu pergi. Hari ini, Sepakbola membalas semua kebahagiaan yang telah diberikan Messi. 

Messi berlutut, melihat ke arah wasit dengan penuh harap. Segera setelah bunyi penentu nasib itu melengking keras, ia mengepalkan tangan, dan melakukan apa yang akan manusia lain lakukan bila mereka mendapatkan hal yang telah mereka nantikan sepanjang hidup. Kapten Barcelona mungkin ingin lebih lama menikmati tiap detik dari momen ini. Meresapi tiap udara yang dihirup, dan membuka mata untuk mengakhiri perjalanan spiritual nya sendiri. Namun tak lama, seluruh pemain dan staff Argentina berlari ke arah Messi. Bergantian mereka memeluk dan menciumi Messi. Begitu hormon dopamin mereka kembali pada kondisi semula, mereka menerbangkan Messi ke udara, mereka tau bahwa Messi lah trofi mereka sesungguhnya. 

Mengutip cuitan Espn Fc, Hari ini, Sepakbola menang. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline