Penulis menyadari bahwa merantau ke luar negeri sendirian adalah sesuatu yang menakutkan. Homesick akan jadi penghalang terbesar seseorang untuk melangkah, teringat keluarga di rumah. Minari menjelaskan bahwa walau kamu pindah ke negeri orang beserta keluarga, tidak semerta-merta semua jadi mudah.
Keluarga ini beranggotakan lima orang. Jacob, sang ayah yang bekerja sepuluh tahun memilah-milah jenis kelamin ayam. Monica, ibu yang mengikuti sang suami bermigrasi dari korea, Anne dan David adalah kedua anak mereka.
Pada awalan film, kita melihat Jacob tersenyum antusias melihat lahan kosong dan rumah kontainer nya. Membayangkan masa depan keluarga yang jauh lebih baik dari sekarang. Monica di lain sisi, terlihat kecewa dan mengatakan pada suaminya "ini tidak seperti yang kamu janjikan." Ketidaksesuaian ini adalah awal dari banyak perdebatan lain yang menggerakkan film hingga akhir.
Jacob kemudian merubah lahan kosong tadi menjadi sebuah kebun sayuran korea. Dengan dalih semua sayuran ini nantinya akan jadi pengobat rindu para imigran yang merindukan kampung halaman. Sebuah ide besar yang saking besarnya terdengar seperti bualan. Darimana Jacob memperoleh ide seperti ini? kita akan tahu kemudian saat Monica menangis haru melihat cabai bubuk dan ikan teri yang dibawakan ibunya langsung dari korea. Homesick is real.
Kedua pasangan ini tentu saling menyinta. Interaksi hangat keduanya diantara momen pertengkaran menunjukan itu semua. Jacob merasa masalah mereka adalah uang, Monica merasa tak salah hidup pas-pasan asalkan keluarge mereka tetap bersama. Saat mereka mengantar si bungsu ke rumah sakit, Jacob membawa masuk satu kardus sayuran ke dalam ruang pemeriksaan. Monica tak bisa terima, ia menganggap Jacob memilih kebun daripada keluarga.
Kehadiran Soon Ja (Nenek) nyatanya menggaris bawahi masalah baru keluarga ini. Sebagai orang korea yang tak ingin kehilangan identitas, Soon Ja mengenalkan masakan, minuman, juga tanaman korea pada kedua cucunya.
David, si bungsu yang cerdik jelas-jelas menentang pengaruh baru neneknya di rumah. Satu malam, David enggan berbagi kamar dengan Soon Ja karena neneknya itu berbau korea. Anne, yang mendapat peran minim kemudian mendamrat David "kamu bahkan belum pernah ke korea!".
Menggabungkan berbagai ide yang berbeda menjadi sebuah kesepakatan bersama adalah tantangan besar. Pertentangan Jacob dan Monica sama seperti kesulitan keluarga ini membaur dengan tanah asing bernama Amerika.
Di dalam Kontainer itu mereka berinteraksi dengan bahasa korea, makan makanan korea, bahkan Monica berpikir untuk mencari gereja korea. Keteguhan hati keluarga ini diuji betul saat mereka menginjakkan kaki ke dunia luar dan berinteraksi dengan bangsa Amerika. Tantangan sesungguhnya bukan hanya soal pindah tempat tinggal, namun menyesuaikan diri dengan budaya baru tanpa melupakan budaya nenek moyang.
Di akhir film, sebuah tragedi besar yang alih-alih menghancurkan keluarga ini malah membuat ikatan diantara mereka semakin erat. Keluarga ini tak punya uang, tak tau juga kemana masa depan membawa mereka. Namun selama mereka bersama, ada waktu untuk memperbaiki semuanya.