Lihat ke Halaman Asli

Curahan Hati para Legenda Bulutangkis

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

saya dapat artikel ini dari salah satu media online,cukup bagus untuk di share

Rudy Hartono (8 kali juara All England) :

"Kami sangat prihatin. Sudah sering kami ungkapkan tapi tidak ada perubahan.  Saya sangat sedih sekali. Saya risih juga ditanya terus kenapa kalah. Saya ini anggota dewan penasihat PBSI tapi selama ini hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Pengurus daerah harus melek, ambil tindakan yang benar. Jika pengurus (pusat) sekarang merasa tidak mampu, ya mundur saja."

Susi Susanti (peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992) :

"Saya melihat tim Uber kemarin sudah maksimal. Kelemahan mereka yaitu di saat  poin-poin kritis tidak bisa tembus. Ini harus diintrospeksi. Pengalaman saya main beregu, kekompakkan paling menentukan. Ini sangat  mempengaruhi hasil.

Karena di lapangan, semua ikut berperan, baik  pemain, pelatih maupun pengurus untuk memberikan motivasi dan  menciptakan suasana tim kondusif. Waktu saya menjadi manajer tim Uber 2008, saya menganggap diri sebagai kakak bagi adik-adiknya. Suasana luar biasa. Padahal kans Thomas lebih besar dibanding Uber. Tapi kami berhasil melampaui target."

Ivana Lie (Juara Dunia Ganda Campuran 1985) :

"Saya sudah berhadapan langsung dengan ketua umum untuk menyampaikan kondisi belakangan ini. Tapi terus berlangsung hingga Thomas/Uber.

Tentang tumpang tindih kewenangan, memang banyak yang mengambil keputusan yang bukan jadi kewenangannya. Misalnya saja seleksi untuk Kejuaraan Asia tiba-tiba dibatalkan tapi bukan oleh kabid binpres. Lalu keputusan untuk mengambil pelatih luar negeri. Kita tidak anti pelatih luar negeri. Kalau berkualitas, ok saja. Tapi hingga saat ini tidak ada peningkatan prestasi. Kita bahkan tidak tahu parameter yang dia pakai.

Richard Mainaky (Pelatih Tim Pelatnas Ganda Campuran) :

"Di dalam pelatnas terjadi dualisme pembinaan; tim tunggal dan ganda. Ini mengganggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline