Lihat ke Halaman Asli

Melihat Realitas Modernisasi Pemikiran Politik Islam di Negara Islam dan Negara Mayoritas Muslim

Diperbarui: 2 Juli 2023   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negara-negara Arab saat ini sebagai negara Muslim adalah wilayah yang mewakili sejarah, budaya, dan warisan Islam yang kuat. Sebagai tempat kelahiran sejarah agama Islam, bahasa Arab memiliki peran strategis dalam kelangsungan kehidupan Islam di seluruh dunia. Salah satu negara Arab yang paling berpengaruh saat ini adalah Arab Saudi. 

Kiblat umat Islam saat ini berada di Arab Saudi, demikian pula tempat ziarah umat Islam di Arab Saudi. Negara ini mungkin mencerminkan prinsip-prinsip agama Islam dengan mengadopsi konstitusi dan sistem hukum Islam. 

Negara ini kemudian menjadi pusat kegiatan ilmiah dan keagamaan Islam di seluruh dunia. Belakangan, lembaga pendidikan di Arab, seperti Universitas Islam Madinah dan Al-Azhar di Mesir, menjadi tujuan para pelajar muslim untuk menimba ilmu. Tak bisa dipungkiri, kedua lembaga tersebut di atas telah melahirkan para pemikir dan tokoh besar dunia.

Seiring perkembangannya, dunia Muslim kemudian menghadapi stigma yang didukung oleh stereotip negatif tentang negara-negara Muslim. Penggambaran Barat memperburuk penilaian terhadap Negara Islam oleh komunitas internasional. Doktrin Islam sebagai agama teroris dan radikal yang menyasar dunia Islam memang berhasil menyudutkan Islam. 

Tentu saja ini merupakan asumsi yang salah dan generalisasi yang tidak akurat ketika Anda melihat apa sebenarnya ajaran Islam itu. Seperti halnya agama-agama lain, tentu terdapat aliran atau aliran yang berbeda dalam pengamalan dan pemahaman Islam. Menampilkan seluruh agama Islam sebagai radikal adalah upaya untuk mencoreng wajah Islam di masyarakat dunia.

Masifnya penyebaran Islam dari waktu ke waktu mengakibatkan Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya saat ini beragama Islam. Dominasi Islam tidak benar-benar menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Ada banyak alasan mengapa Indonesia tidak mengadopsi sistem hukum Islam dalam konstitusinya. Indonesia adalah negara yang heterogen dengan keragaman yang nyata. 

Keberagaman suku bangsa, bangsa dan agama yang menjadi dasar berdirinya negara Indonesia mendorong Indonesia untuk menjaga perbedaan yang ada dalam kerangka negara kesatuan. 

Namun, Islam telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia. Secara tidak langsung, agama tersebut memiliki pengaruh besar terhadap budaya, tradisi, dan tatanan sosial masyarakat Indonesia. Dalam sejarah Indonesia, terdapat beberapa kerajaan Islam yang menghasilkan peradaban maju, seperti Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Mataram di Kesultanan Yogyakarta, dan Kesultanan Mataram di Jawa.

Kemajuan zaman menjadi tantangan bagi dunia Islam, lahirnya era Islam sekuler di Turki yang bertujuan memisahkan urusan duniawi dari urusan agama. Hal itu membuat Islam semakin tampak seolah-olah diliputi ketidakpastian tentang ajaran Islam, apakah masih relevan dalam kehidupan modern. Islam dan modernisasi telah menjadi topik diskusi yang kompleks. Perkembangan peradaban yang peradaban yang mengakibatkan semakin banyaknya aliran didalam Islam itu sendiri menciptakan kondisi Islam yang heterogen saat ini. 

Heterogensi ini menghasilkan perbedaan interprestasi tentang ajaran dan praktek keagamaan. Perbedaan dalam pemahaman dan tindakan antara umat Islam berdampak terhadap pendekatan terhadap ritual, hukum dan praktik sosial. 

Dalam beberapa kasus, perbedaan aliran dalam Islam dapat menjadi sumber perselisihan sesama muslim dalam skala kecil ataupun besar. Perbedaan cara pandang tentang politik dan sosial juga kerap memicu ketegangan. Namun perlu digaris bahawahi bahwa, perbedaan ini juga membuat mayoritas umat Islam hidup bsecara damai dan berdampingan tanpa adanya konflik yang signifikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline