Lihat ke Halaman Asli

Aku selalu menghargai angin

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

written by: Tulang dan Dosa

Aku selalu menghargai angin..
Tapi terkadang, kita dipaksa melukis wujudnya..
dituntut membaca auranya,,
dan menjadi keWajiban tuk membelai hembusannya..
"adakah itu kekal dalam hatimu..?"
"sesuatu yang ku tinggal tanpa pamit,,"
"yang pernah kau semayamkan dalam sanubari,,"
"hingga engkau tak sadar, engkau sudah ku bunuh sedari dulu.."

Maka,,
Apakah cinta benar jadi perisai penangkal benci..?
Bahkan ketika wajah dan hati tersayat tercabik,
Lantaran terlalu dalam belati itu menggores dan ditancapkan..

Kita adalah dongeng bagi penyimak..
Bahan pelajaran untuk sebagian awam,,
Yang selalu mencari kabar,
"apakah benar kesetiaan tak selalu jadi mahar penebus kebahagiaan..?"

Yang ku tahu,,
Kita tetap hidup dalam dunia kenangan..
Merapal doa lewat diam..
Biar hati yang memohon,,
Sekalipun tubuh tiada akan pernah lagi dipertemukan..!!

Pilihlah yang terbaik jika kamu harus memilih,,,
Atau,,,
Jadilah yang terbaik untuk dia yang memilihmu..!!
Biar doa kita saling bersahut,
Dengan taluan rindu di pelupuk kenangan..
Semoga kita bahagia..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline