Lihat ke Halaman Asli

Jangan Gandul Untuk Gunung Slamet

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kata sesepuh, "Kalau Gunung Slamet sedang beraktivitas, Warga Purbalingga dan sekitanya disuru SLAMETAN "

Bukan sekedar slametan, tapi diharapkan untuk memasak JANGAN GANDUL.

Kalo dimaknai secara pendekatan syariat Islam dan Falsafah Jawa, "ga-ndul"(terdiri dari dua suku kata)

1. "Ga" adalah aksara jawa ke -17 (dalam Islam, 17 adalah jumlah raka'at dalam shalat Fardu)

2. "Ndul"adalah suatu ungkapan ketika secara kasat mata orang melihat gerakan solat itu "ndal-ndul" (berdiri, Ruku, Sujud, berdiri lagi, dst)

Intine, monggo kito sareng - sareng slametan kangge Gunung Slamet kanti ndonga, Kanti shalat, kanti ibadah, lan sak tersaipun

Aktivitas Gn.Slamet bisa bae "Minangkane Pepeling" saka Gusti Allah kanggo kita sedaya supaya "eling-eling baliya maning" marang panjenengane Gusti Allah...

SING ELING BAKALE MATI, SING ORA ELING YA BAKALE MATI

Menungsa namung bisa pasrah marang Gusti kang murbeng dumadi, kanti nyuwun kesaenan ing pungkasane.

Amin

Resapan ilmu dari Gus Muslih Tok

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline