Lihat ke Halaman Asli

Saatnya untuk Katakan TIDAK

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin berbagi pengalaman tentang sikap di dunia kerja.

Mencari pekerjaan adalah fenomena yang bisa kita anggap gampang-gampang susah. Bagaimana pahit manisnya pernah saya rasakan. MulaI dari memanfaatkan jasa makelar yang dikenal dengan istilah outsourching, dari perusahaan kecil hingga perusahaan besar berskala internasional. Dan setelah mendapatkannya seringkali kita terbentur dengan masalah-masalah di dalam pekerjaan yang baru.

Sebagai karyawan baru, tentu saja sangat diperlukan kepandaian untuk beradaptasi dengan orang-orang di dalam perusahaan, budaya di tempat kerja, dan semaksimal mungkin menunjukkan perilaku yang baik. Tentu saja tidak semua orang bisa melakukannya dengan mudah. Hal ini akan sangat sulit bagi orang yang sangat pemalu dan tidak supel.

Sering sebagai karyawan yang masih tergolong junior, saya banyak mengalah dan mengatakan “ iya” setiap kali ada yang minta tolong untuk mengerjakan pekerjaan senior. Hal ini lebih saya lakukan didorong oleh rasa hormat dan sedikit rasa segan terhadap senior. Pada awalnya hal itu saya anggap tidak masalah karena rekan saya yang lain juga mengalami hal serupa. Namun semakin lama hal ini menjadi sangat tidak nyaman karena seringnya para senior saya membebankan pekerjaan mereka yang menurut saya sudah dibatas kewajaran sehingga membuat pekerjaan utama saya justru tidak terurus.

Pada kesempatan makan siang kami selalu berkumpul dengan rekan satu angkatan dan seperti biasa topic tentang perilaku senior selalu menjadi bahan pembicaraan yang seru. Saat itu sudah terhitung bulan kedua saya bekerja pada perusahaan tersebut. Pekerjaan yang bejibun, omelan dari atasan yang dibilang pekerjaan anak baru yang tidak maksimal, dan terutama sikap senior yang sangat tidak mengenakkan. Berawal dari situ saya mulai berpikir bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan terus menerus. Bisa-bisa masa depan karier menjadi taruhannya.

Saya bertekad untuk memberanikan diri untuk menyampaikan bahwa saya harus konsentrasi hanya dengan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab saya sendiri. Dengan keberanian dan percaya diri untuk pertama kalinya saya berkata ”TIDAK, maaf saya mempunyai tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan saya, mungkin saya akan membantumu jika pekerjaan saya sudah beres.”

Sempat ada rasa tidak enak saat mengatakannya, tapi di luar dugaan, kata-kata itu sungguh ampuh karena membuat mereka berhenti menyodorkan tanggung jawab mereka pada saya. Selang beberapa lama mereka hanya sesekali meminta bantuan.

Memang tidak semua senior kejam, selalu ada beberapa orang yang baik hati dan memperlakukan junior sama dengan rekan-rekannya yang lain. Oh ya, sebagai junior sebaiknya kita juga harus selalu menjaga hubungan baik dengan rekan kerja, jangan sampai dibilang sok bertingkah, karena itu saya sarankan saat menolak permintaan mereka, usahakan dengan bahasa yang professional dan tidak terkesan menggurui dan menyinggung perasaan. Yang pasti jangan takut untuk bilang “TIDAK” .

Semoga bermanfaat bagi para karyawan junior yang masih selalu merasa tertekan oleh senior.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline