Lihat ke Halaman Asli

Sebenarnya Calon Presiden yang Paling Qualified Adalah Aburizal Bakrie

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejauh ini masih belum ada kabar lanjutan mengenai koalisi dari Partai Gerindra dengan Partai Golkar. Pemberitaan yang datang masih kencang menyatakan ARB akan menjadi Cawapres, sedangkan Prabowo akan menjadi Capres dari koalisi tersebut.

Namun menurut saya sebaiknya yang menjadi Calon Presiden adalah ARB sementara itu Prabowo menjadi Calon Wakil Presiden. Mengapa? Melihat dari hasil suara Partai Golkar kemarin yang menduduki posisi kedua, sementara Partai Gerindra menduduki posisi ketiga, maka layaknya ARB lah yang menjadi Calon Presiden dan Prabowo yang menjadi Calon Wakil Presiden.

Sejauh ini ARB juga sudah memiliki pengalaman segudang dalam bidang pemerintahan dan dalam dunia bisnis. ARB pernah menjadi Menko Perekonomian dan Menko Kesra, selain dua kali terpilih menjadi Ketua Umum KADIN. Sementara itu beliau juga sudah terbukti dapat membuat Group Bakrie menjadi salah satu Perusahaan lokal yang mendunia dan kompetitif, selain itu juga pernah berhasil membawa naik dari keterpurukan pada tahun 1998.

Jika yang menjadi Cawapres ARB adalah seorang Militer, tentu akan dapat lebih baik lagi. Pada kali ini terdengar nama Prabowo Subianto yang dikabarkan akan berpasangan dengan ARB dan membawa Partai Gerindra untuk berkoalisi dengan Partai Golkar. Sama-sama kita ketahui bahwa Prabowo ini adalah sosok yang tegas dan memiliki pengalaman di dunia Militer dengan pernah menjabat sebagai Danjen Kopasus.

Tentu saja pasangan inilah yang tidak diharapkan oleh pihak asing yang diketahui masih berperan dalam mensukseskan Capres maupun Cawapres untuk menjadi Presiden dan wakil. Pasangan ini sama-sama memiliki jiwa nasionalis dan inilah yang dihindari oleh pihak asing karena dapat mengancam keberlangsungan bisnis dan kuasanya di tanah air.

ARB dan Prabowo sama-sama dikatakan memiliki masa lalu yang kurang baik. Jika Prabowo dikatakan pernah memiliki kasus yang masih belum tuntas yaitu pada tahun 1998 mengenai penculikan aktivis. Memang belum jelas mengenai hal ini, namun sejauh ini sudah ada upaya penjelasan dari Prabowo dan kubunya sendiri mengenai hal tersebut.

Sementara itu ARB pun tidak luput dari serangan para lawan Politik maupun lawan bisinisnya. Serangan terhadap ARB tidak ada henti dengan terus mengaitkan dirinya dengan kasus Lapindo. Sudah banyak penjelasan mengenai kasus ini, namun yang perlu saya tekankan adalah bahwa ARB bukanlah orang yang terlibat langsung dalam pengeboran tersebut. selain ARB tidak terlibat langsung, Group Bakrie juga mengganti rugi 10x lipat dan menjadi sebutan mengganti untung untuk para korban Lapindo. Total sudah 9 Triliun yang Group Bakrie keluarkan untuk kasus Lumpur Sidoarjo.

Sementara dibalik itu, banyak hal-hal positif yang telah ARB lakukan untuk bangsa ini. Namun hal-hal tersebut tidak pernah diungkap kepublik dan publik pun seakan tidak mau mengetahui hal ini adalah sebuah kebenaran yang nyata.

Apakah memang rakyat Indonesia lebih dapat menerima sebuah hal negatif yang dibuat-buat dibanding dengan hal positif yang memang nyata dilakukan dengan ikhlas? Mungkin saja melihat banyaknya serangan yang tetap datang terhadap ARB dengan membawa kasus Lumpur Sidoarjo.

Sejauh ini ARB sangatlah layak menjadi Calon Presiden untuk bertanding dengan Jokowi yang dapat dikatakan masih baru mengenal Pemerintahan. Selain Jokowi, jika Prabowo batal koalisi dengan Golkar pun maka ARB sangat pantas untuk bertanding melawan kedua capres ini. Sementara itu untuk capres lain yang masih menjadi bahan pembicaraan, ARB juga pantas untuk melawan yang lainnya.

Melihat Blue Print pembangunan yang diusung oleh Partai Golkar, tentu saja hal ini dapat menentukan bagaimana pembangunan berkelanjutan untuk bangsa ini, bukan untuk diganti setiap periode. Jika Partai Golkar jadi berkoalisi dengan Partai Gerindra, maka sudah sangat pantas jika ARB menjadi Capresnya. Jika ARB tidak menjadi Capres, sebaiknya Partai Golkar mencari kawan koalisi lain yang dapat mengusung ARB menjadi Capres.

Selain itu, pertarungan merebut RI 1 akan terlihat seru dan menegangkan apabila terdapat setidaknya 3 pasangan Capres dan Cawapres. Tentu saja ini akan menarik melihat apa yang akan mereka janjikan, manuver-manuver apa saja yang akan mereka lakukan dan melihat bagaimana cara mereka menarik massa untuk mendukung dan memilih mereka pada Pilpres nanti. Selain lebih menarik untuk melihat hal-hal tersebut, juga dapat memberi opsi-opsi bagi publik yang akan memberikan dukungan nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline