Menulis ulasan film memang menjadi topik utama saya sejak awal menulis blog. Waktu itu saya menganggap, bahwa ulasan film lebih mudah dibuat dibanding dengan artikel bertema lain, seperti humaniora, pendidikan, lyfe, dan lain-lain.
Mengapa? Karena menulis ulasan film hanya butuh menonton, lalu memberikan tanggapan, itu pikir saya dulu. Jadilah waktu itu saya memberanikan diri untuk mencoba menulis ulasan film di Kompasiana.
Semakin sering menulis, semakin pandangan saya terhadap menulis ulasan film berubah.
Ternyata menulis ulasan film tak semudah itu, ada beberapa aspek yang perlu kita ketahui, istilah-istilah perfilman yang perlu dipahami, bagaimana menilai sebuah cerita dalam film tersebut. Tak bisa hanya dari menonton saja, saya harus melihat banyak konten review film sebagai bahan referensi.
Salah satu cara saya dalam mengembangkan skill menulis ulasan film ini adalah dengan rajin mengikuti lomba-lomba blog, khususnya seputar film. Juga penting sekali memiliki komunitas yang memiliki hobi yang sama dengan saya, yakni menonton film.
Untungnya, saya menemukan komunitas KOMIK (Kompasianers Only Movie Enthus(i)ast Klub) di Kompasiana. Dengannya, saya belajar banyak. Mulai dari lomba blog, hingga berdiskusi dengan Lembaga Sensor Film, pengalaman-pengalaman baru saya temukan.
Inilah kisah, saran, serta harapan saya terhadap KOMIK Kompasiana.
Awal mula mengenal KOMIK
Awal mengenal KOMIK adalah ketika akhir tahun 2020. Saya tak sengaja menemukan artikel Ko-Magz vol 8 yang merupakan majalah seputar film. Karena penasaran, saya akhirnya membacanya, dan terkaget-kaget karena;
"Kok bisa ada artikel saya?"