Lihat ke Halaman Asli

Satria Adhika Nur Ilham

TERVERIFIKASI

Freelancer

Penolakan Dakwah Nabi Nuh, Ketika Manusia Lebih Mendahulukan Akal Dibanding Iman Mereka

Diperbarui: 4 Mei 2021   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kapal yang menyelamatkan Nabi Nuh bersama pengikutnya dari banjir besar yang menenggelamkan kaumnya. Foto ilustrasi: Getty Images

Allah menurunkan Al-Qur'an dan mengutus para nabi bukan hanya untuk sekedar diambil dan didengar saja. Kita juga bisa belajar dari pengalaman para nabi ketika ia diberikan ujian, ketika berdakwah, ataupun ketika diberikan nikmat yang begitu besar oleh Allah.

Ketika mendengar kisahnya, kita bisa mengambil hikmah dan meneladaninya. Dengan hal tersebut, kita bisa mengetahui bagaimana cara kita bersabar ketika menghadapi ujian, berdakwah, ataupun diberi kenikmatan.

Kali ini saya akan membahas mengenai kisah Nabi Nuh 'Alaihissalam. Kisah ini menceritakan tentang bagaimana perjuangannya dalam berdakwah. Serta banyak pelajaran yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah Nabi Idris wafat, manusia mulai membuat patung dan menyembahnya, seperti menyembah kepada Allah. Manusia mulai melupakan Allah, mereka kini menyembah pada pada patung dan berhala. 

Pada saat itu, Allah mengangkat Nabi Nuh sebagai nabi yang memberikan petunjuk jalan yang benar bagi manusia. Nabi Nuh berdakwah, agar kaumnya kembali beriman pada Allah. Namun, seruan Nabi Nuh tidak dihiraukan, termasuk oleh istri dan anaknya sendiri. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Nuh ayat 5-9 :

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam."

Hanya sedikit dari mereka yang mau bertaubat. Nabi Nuh kemudian berdoa pada Allah, agar diberi petunjuk dalam membimbing umatnya. Allah berfirman :

"Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku perihal orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan." (QS. Hud: 37)

Allah menyuruh Nabi Nuh agar membuat kapal yang sangat besar. Kapal itu nantinya akan menyelamatkan manusia dari banjir bandang yang akan segera datang. Nabi Nuh mengingatkan umatnya, bahwa banjir besar akan datang, dan hanya Allah yang bisa menyelamatkan mereka semua. Sayangnya, umat Nabi Nuh tetap tidak percaya.

Ketika kapal telah selesai dibuat, Nabi Nuh dan pengikutnya telah selesai bersiap-siap sesuai dengan perintah Allah. Nabi Nuh membawa hewan masing-masing sepasang, jantan dan betina. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline