Lihat ke Halaman Asli

Satria Adhika Nur Ilham

TERVERIFIKASI

Freelancer

Memaknai Cerita Rakyat, Apa yang Akan Terjadi Jika Malin Kundang Hidup di Zaman Ini?

Diperbarui: 11 Januari 2021   04:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batu Malin Kundang di pesisir Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatera Barat. (KOMPAS.com/CHOIRUL HUDA)

Cerita rakyat adalah cerita yang turun temurun diceritakan secara lisan, dan mengandung berbagai macam makna di dalam ceritanya. Di Indonesia, ada banyak sekali cerita rakyat yang tersebar di berbagai daerah. Salah satunya adalah Malin Kundang.

"Kukutuk kau menjadi batu!" 

Ketika mendengar kalimat tadi, pasti kamu akan langsung menebak bahwa itu adalah cerita Malin Kundang. Siapa sih, yang gak tahu cerita tersebut?

Malin Kundang bercerita tentang keluarga miskin di sebuah desa. Hiduplah seorang perempuan miskin yang hidup bersama anaknya, Malin Kundang. Sehari-hari, perempuan itu menjadi seorang nelayan. Ketika dewasa, Malin Kundang juga membantu ibunya. Namun, penghasilannya tidak bisa untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. 

Malin Kundang akhirnya berniat pergi ke kota untuk mengubah nasibnya. Ibunya akhirnya mengizinkan, berangkatlah Malin Kundang ke kota. Ibunya sekarang menjadi kesepian, ia terus menerus memikirkan Malin Kundang, dan membuatnya jadi sakit-sakitan, sedangkan Malin Kundang sudah tak pernah mengabari.

Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang telah menjadi saudagar kaya. Malin memiliki banyak kapal, juga seorang istri bangsawan yang cantik. 

Suatu hari, Malin ingin melihat keadaan desanya. Ia membawa banyak uang untuk dibagikan di sana. Ia mengajak istrinya juga para pekerjanya. Sampailah Malin ke desanya.

Dengan kesombongannya, ia langsung membagikan uang tersebut kepada warga. Warga merasa senang. Salah satu warga ada yang mengenal Malin, dan akhirnya memberi tahu ibunya bahwa Malin telah menjadi saudagar kaya. Ibunya akhirnya memutuskan untuk ke dermaga melihat Malin.

"Kau telah pulang, Nak," seru ibunya.

Malin sebenarnya mengenal ibunya, namun ia malu untuk berbicara kepada istrinya. Apalagi ibunya memakai pakaian yang sangat lusuh. Dengan kesombongan diri, Malin berkata bahwa wanita tersebut hanyalah pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibunya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline