Lihat ke Halaman Asli

Satria Adhika Nur Ilham

TERVERIFIKASI

Freelancer

Review "The Devil All The Time": Ketika Batman dan Spiderman Bertemu dalam Satu Film

Diperbarui: 21 September 2020   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

netflix.com

Apa kalian adalah penggemar Tom Holland yang biasa dikenal sebagai spiderman? Atau mungkin Robert Pattison yang dikenal sebagai batman? Film ini akan mengobati rasa kangen anda dengan mereka berdua yang sudah lama tidak main film. Mereka berdua akan beradu akting di film ini.

Tidak, mereka berdua tidak hadir sebagai sosok superhero di film ini. Tom Holland berperan sebagai anak introvert yang jadi pembunuh dan Robert Pattison berperan sebagai pendeta yang punya sisi gelap. Sesuai dengan judulnya, semua pemainnya memiliki sisi gelap.


The Devil All The Time merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Donald Ray, bercerita tentang Arvin Russel (Tom Holland) yang tinggal bersama orangtuanya di kota snocktiff, Ohio. Ibunya yang tiba-tiba menderita kanker, membuat ayahnya melakukan segala cara demi menyelamatkan istrinya bahkan dengan membunuh hewan. 

Kejadian demi kejadian berlalu, Arvin adalah anak laki-laki yang rajin beribadah, taat kepada kristus. Akan tetapi perangainya mulai berubah. Dia menjauh dari Tuhan sejak mendapatkan pistol dari ayahnya di hari ulang tahunnya. Sejak hari itu, dia mulai larut dan tenggelam dalam kegelapan. 

Ada beberapa hal menarik yang bisa kita dapatkan dari film ini, juga ada beberapa kekurangan yang mengganjal di hati. Yuk simak, beberapa kelebihan dan kekurangan film "The Devil All The Time" versi saya.

1. Cocok untuk penggemar film yang suka film berlatar belakang tahun 1960

Film ini berlatar belakang Perang Dunia II dan Perang Vietnam. Tapi tenang, film ini tidak akan menceritakan tentang peperangan. Film ini akan mengajak kita untuk mengetahui hal apa saja yang ada di tahun 1960. Kita akan dimanjakan dengan pengambilan gambar yang cukup memukau.

2. Film yang punya banyak dialog

Mungkin, sebagian penonton yang tidak suka film yang banyak dialog akan merasa cepat bosan dengan film ini, terutama di menit-menit awal. Alur ceritanya sengaja dibuat lambat agar penonton bisa mengetahui dan mendalami karakter dari masing-masing tokoh di film tersebut. Tenang, yang membosankan hanya di babak pertama film ini, dan ketika kita memasuki babak kedua, kita akan mulai dibuat penasaran dengan ceritanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline