Lihat ke Halaman Asli

Satria Adhika Nur Ilham

TERVERIFIKASI

Freelancer

Review "Rentang Kisah", Lebih Bagus Buku atau Filmnya?

Diperbarui: 21 September 2020   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lulukhodijah.com

Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan seorang perempuan Indonesia yang kuliah di Jerman dan sering membuat konten berupa opini-opini di youtube. Ya! dia adalah Gita Savitri Devi.

Dikenal melalui tulisan-tulisannya di blog juga kontennya di Youtube, dia juga telah menerbitkan dua buku yang bercerita tentang dirinya dan juga opini-opininya.

Rentang Kisah adalah buku pertama yang dia terbitkan. Berisi tentang bagaimana perjalanan seorang Gita Savitri Devi dari mulai SMA hingga akhirnya memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Dari segi penulisannya, mirip seperti gaya penulisan seorang blogger, bukan dengan gaya tulisan yang novelis. 

Banyak pendapat dan opini yang dimasukkan ke dalam buku itu. Mulai dari opini tentang kuliah di luar negeri, menentukan passion, isu agama, dan lain-lain yang dikemas layaknya konten-konten opini pada umumnya. 

Belum lama, buku Rentang Kisah ini sudah dibuat filmnya. Disutradarai oleh Danial Rifki, dan diperankan oleh Cut Beby Tsabina sebagai Gita, Bio One sebagai Paul, dan lainnya.

Yap! filmnya juga masih mengangkat tema yang sama. Tentu kita akan merasakan pengalaman yang berbeda ketika menonton filmnya atau membaca bukunya.


Yuk, simak 4 kelebihan dan kekurangan film dan buku "Rentang Kisah" versi saya.

1. Bukunya lebih santai dan pelan, sedangkan filmnya terkesan buru-buru

Jujur, saya merasa enjoy dan lebih menikmati ketika membaca buku "Rentang Kisah" ketimbang menonton filmnya. Kenapa? Karena filmnya terlalu terburu-buru dan durasinya yang terlalu singkat untuk adaptasi sebuah buku autobiografi.

Ketika nonton filmnya, kita akan merasa "Kok cepet banget?" karena adegan yang ditampilkan tidak selengkap di bukunya.

Contoh, di babak pertama film tidak diceritakan bagaimana Gita bisa kuliah di Jerman, lalu tidak diceritakan secara detail bagaimana awal kuliah Gita di Jerman. Tentu, ini cukup mengecewakan saya yang berharap filmnya bisa sebagus bukunya.

2. Tidak ada subtitle ketika scene bahasa Jerman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline