Train to Busan 2 : Peninsula memang sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar film. Bagaimana tidak? Film pertamanya yang tayang 4 tahun lalu amat sukses dan mendapat banyak penghargaan bahkan jadi rebutan studio Hollywood untuk digarap remake-nya.
Sekuel ini pun menjadi sebuah harapan baru bagi para penontonnya yang penasaran dengan nasib seorang anak dan ibu yang terselamatkan di film pertamanya, tapi sayangnya harapan itu tidak dapat terpenuhi.
Sekuel yang tayang sejak bulan Agustus ini ternyata banyak dikritik oleh beberapa kritikus film. Termasuk juga penontonnya yang mengharapkan sekuel film ini sebagus film pertamanya. Kebanyakan dari mereka kecewa karena alur dan ceritanya yang amat jauh dari film pertamanya.
Train to Busan 2 : peninsula mengisahkan 4 tahun setelah awal mula terror zombie di film Train to Busan. Tapi perlu di garis bawahi, film ini bukan sekuel yang berlatar cerita para pemain di film pertamanya.
Jadi kita disini akan dikenalkan dengan para pemain baru yang dikisahkan sebagai korban yang selamat dari tragedi 4 tahun silam, dan kembali ke korea dengan misi untuk mengambil sesuatu.
Sayangnya, saat tiba di sana, mereka berhadapan dengan kondisi kota yang bak dihantam kiamat, terror zombie yang belum usai, dan muncullah terror baru sebagai kelompok tertentu yang mengaku penguasa.
Inilah alasan kenapa Train To Busan 2 : Peninsula tidak terlalu disukai penonton
1. Cerita dan konflik yang jauh berbeda dari film pertamanya
Jika film pertamanya bercerita tentang orang-orang yang ingin kabur dari zombie, film keduanya ini bertolak belakang. Di film peninsula ini, tokoh yang sudah selamat malah kembali lagi ke korea tempat wabah zombie berasal, hanya untuk mengambil sebuah hal yang menurut Sebagian penontonnya merasa tidak penting. Uang dan nyawa, lebih penting mana coba?