Melihat angin yang tak cukup kupeluk
Menyapa pasir yang tak hinggap pada jari
Kendati malu, mereka lari tak sadar diri
Yang kulihat hanya matamu
Yang kusingkirkan serpih dari kesedihan
Matamu masih menanam rasa curiga, menatap cinta seperti melihat kecoa
Ketika angin pergi tak sempat aku mengucap cinta
Yang aku pikirkan hanya selalu menjaga
Dan ternyata rambutmu jatuh karena cinta
Lebih jelas dari itu, kaupun tertawa ria
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H