Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Satria

Menambah Pengalaman dengan Menulis

Alasan Rossi Pisah dengan Honda

Diperbarui: 15 September 2019   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photo credit: pinterest.com/cbr1000rr.de/ & pinterest.com/Chillesauce69/

"Andai Rossi tidak pindah dari Honda, rasanya bukan hanya sepuluh, mungkin lima belas gelar juara dunia sudah berhasil diraihnya".

Begitulah anggapan sebagian orang. Well, wajar sih, sejak dulu Honda memang dikenal sebagai motornya para juara. Sebut saja nama-nama seperti Mick Doohan, Alex Criville, Nicky Hayden, Casey Stoner, Marc Marquez, serta Valentino Rossi itu sendiri. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa keputusan Rossi meninggalkan Honda diambil kala Rossi sudah - secara keseluruhan - mengoleksi lima gelar juara dunia. 

Rossi sudah merupakan seorang mega bintang kala itu. Oleh karenanya, keputusan The Doctor tentu bukanlah keputusan yang gegabah. Banyak pertimbangan di dalamnya. Lalu kira-kira apa saja pertimbangan sang legenda balap motor itu?


1. TANTANGAN

Bisa dikatakan bahwa Rossi merupakan satu-satunya pembalap 'gila' yang pernah ada. Betapa tidak? Kala pembalap-pembalap lain bermimpi untuk bisa berada di Honda - tim yang kala itu berada di masa keemasan tak terkalahkan -, Rossi justru sebaliknya. Ia rela meninggalkan Honda demi Yamaha - tim yang sedang dalam kesulitan, bahkan lebih sulit dari Ducati yang saat itu merupakan pemain baru. Namun itulah jawaban atas tantangan. 

Ia ingin mencetak sejarah baru dalam dunia balap motor ini. Benar saja, saat ini Rossi tercatat sebagai satu dari sekian pembalap yang berhasil menjadi juara dunia dengan lebih dari satu pabrikan. Rekor ini bahkan belum mampu disamai oleh Marc Marquez dan Jorge Lorenzo.

2. PERBEDAAN PANDANGAN

Sebagaimana sepak bola, MotoGP juga merupakan kompetisi antar tim - bukan antar individu. Perlu ada hubungan baik antara para mekanik dengan pembalap sehingga bukan hanya tercipta sebuah tim yang kuat, melainkan juga harmonis.

Sayangnya menurut Honda, motor adalah faktor utama penentu kemenangan. Di dalam kamus Honda, tidak ada pembalap yang menang atau kalah, yang ada motornya. Para mekanik Honda bahkan sempat mengatakan kalau mereka bisa saja menciptakan sebuah motor yang hebat tanpa saran apapun dari pembalap. 

Pembalap hanyalah pelengkap yang bisa diisi oleh siapapun. Padahal, pembalap-lah yang mengendalikan, menguji, serta merasakan jika ada yang salah dengan motor. Hal ini juga termasuk salah satu tantangan yang ingin dijawab oleh Rossi: manusia lebih utama dibanding mesin.

3. DIKECEWAKAN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline