Kehadiran Youtuber atraktif asal Amerika Serikat, IShowSpeed ke Indonesia beberapa waktu lalu, menimbulkan kehebohan di jagat maya sosial media Indonesia.
Banyak netizen Indonesia yang merasa bangga dan menyukai perangai sosok Speed alias Darren Jason Watkins Jr, saat influencer level internasional ini memakai baju batik atau baju timnas dalam unggahan videonya.
Kesan yang didapatkan adalah orang luar negeri yang mengapreasiasi segala sesuatu berbau Indonesia dapat membuat bangga para netizen negeri ini.
Sebenarnya sah-sah saja perasaan bangga tersebut, namun jika diperhatikan lebih lanjut, fenomena para Youtuber atau Influencer Bule luar negeri yang menggunakan hal-hal berbau nusantara sebagai bahan kontennya seolah-olah memanfaatkan sifat "overproud" dari masyarakat Indonesia untuk meraih viewer yang tinggi, mengingat negara ini adalah pengguna Youtube terbesar keempat di dunia.
Jika kita mau menelusuri kata kunci "bule coba makanan pedas", "bule makan durian", atau hal-hal tentang Youtuber asing yang menilai tentang sesuatu khas Indonesia, ternyata mendapat rating yang sangat tinggi.
Konten-konten orang bule yang bereaksi aksi seniman Indonesia entah itu penyanyi, finger guitar atau atraksi kesenian lainnya, juga mendapat rating yang sangat tinggi.
Memang tak dipungkiri bangsa ini memang sangat haus akan pengakuan dunia, dimana semenjak negara ini merdeka dari tangan penjajah, bangsa Indonesia mencoba mendobrak inferioritas sebagai bangsa "tempe" menjadi bangsa yang disegani dunia. Namun usaha itu tidaklah mudah, stigma mental merasa rendah diri masih cukup kuat pada bangsa ini, padahal sebenarnya negara ini adalah raksasa yang tertidur.
Di tengah fenomena hingar bingar sosial media, tak ayal banyak para influencer sosial media asing berbagai platform menggunakan "ke-Indonesia-an" sebagai bahan kontennya, hal tersebut disebabkan mereka sangat tahu bahwa bangsa ini selain populasinya sangat besar, juga memiliki rasa nasionalisme kebanggaan yang teramat tinggi ketimbang bangsa besar lainnya.
Kita ambil contoh saja bangsa besar lainnya seperti India atau China, walaupun mereka sangat besar jumlah populasinya, namun domainnya masih terkotak-kotak setiap daerahnya.
Semisal seorang Youtuber asing mengulas makanan panipuri di New Delhi, maka orang Mumbai pun tak tertarik akan konten tersebut, begitu pula jika ada influencer asing mengulas keindahan kota lama Shanghai, maka orang Hong Kong atau Beijing pun tak begitu merasa bangga.