Lihat ke Halaman Asli

Satria Widiatiaga

TERVERIFIKASI

Guru Sekolah Alam

Gapura Grogol, Gerbang Kaisar Jawa yang Terabaikan

Diperbarui: 9 Juli 2024   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gapura Grogol dari arah selatan ( dokpri)

Kota Solo atau Surakarta memiliki sejarah yang cukup sentral dalam perjalanan bangsa ini, mulai dari jaman Mataram Islam, jaman Vorstenlanden, pasca kemerdekaan hingga ada beberapa presiden negara ini yang memiliki darah wong Solo.

Hal ini seolah membuat daerah Vorstenlanden (eks Mataram Islam Otonom) seperti Solo dan Yogya menjadi sentra budaya orang Jawa, sekaligus sentral dari pergerakan bangsa ini.

Pernah saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa budayawan kota Solo, bahwa kota asalnya pak Jokowi ini adalah 'move'-nya bangsa ini.

Hal ini bisa ditilik dengan kisah geger Pecinan di jaman VOC, meledak ketika terjadi kekisruhan di keraton Kartasura yang akhirnya melebar ke kemana-mana. Hal yang unik pula, pergerakan Islam dan Komunis juga dimulai dari kota ini pada jaman kolonial.

Kemudian pada jaman reformasi, sebelum geger Mei 98 di Jakarta, kerusuhan massal di Solo sudah dimulai duluan. Artinya kalau di Solo terjadi geger, maka 'gegerlah' seluruh negeri ini.

Salah satu fase menarik di kota ini adalah pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono X, atau yang lebih dikenal PB X oleh warga Solo.

PB X menjadi raja di keraton Kasunanan Surakarta pada rentang tahun 1893-1939. Pada masanya ini, kota Solo sekitarnya mencapai puncaknya baik dari segi kebudayaan, kesejahteraan dan segala aspek sosial lainnya.

Kekayaannya sangat luar biasa tajir, berkat bisnis industri gula serta sumber daya lainnya yang dikelola langsung oleh Keraton. Saking luar biasa kayanya, hingga beliau dijuluki sebagai 'Kaisar Jawa'.

Pakubuwono X (paling depan) sedang blusukan di kampung (sumber: matakepri.com )

Beliau saya nilai sebenarnya bisa dikategorikan pahlawan bagi bangsa ini, tapi memang tidak terlihat kasat mata, karena beliau sangat menjalin baik hubungan dengan pemerintah Hindia Belanda, tapi itu semata-mata untuk menjaga keamanan pembangunan di wilayah kerajaannya serta pergerakan Islam. Dan memang pada tahun 2011 beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah atas jasa-jasanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline