Lihat ke Halaman Asli

Satria Widiatiaga

TERVERIFIKASI

Guru Sekolah Alam

Festival Burung Nusantara

Diperbarui: 17 Juni 2024   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Festival Burung Nusantara (sumber : akun Youtube Naila TubeHD )

Para Pembaca Kompasiana sekalian, pada kali ini anak perempuan saya, Ahzani ikutan menyumbang artikel di akun Kompasiana bapaknya. Artikel ini cerita Fabel yang ditulisnya dan saya edit merapikan beberapa kalimatnya. Dia menulisnya selama liburan weekend kemarin, dan saya rilis di hari libur Idul Adha ini, semoga berkenan bagi pembaca sekalian. Selamat Membaca.

Tersebutlah di negeri Burung Nusantara nan indah dihuni oleh ribuan burung beraneka ragam jenisnya, ada burung yang bersuara indah, lalu ada burung yang berbulu cantik, kemudian adapula burung yang pandai berburu dan masih banyak jenis-jenis burung lainnya yang hidup damai bersama di negeri nan indah tersebut.

Suatu hari, mereka bersepakat akan mengadakan 'Festival Burung Nusantara', agar mereka dapat mengenal satu sama lain serta menjadikan negeri Burung Nusantara menjadi tempat yang damai bagi mereka.

Hingga akhirnya, datanglah satu per satu burung dari berbagai tempat ke sebuah taman dekat telaga yang disepakati menjadi tempat festival berlangsung. Dikarenakan semua burung telah tiba di lokasi festival, maka mereka akan memulai perkenalan satu sama lain serta memikirkan bagaimana festival bisa berlangsung meriah.

Dari sekian banyak burung yang saling memperkenalkan diri, ada enam ekor burung yang tampak ingin sekali menunjukkan kelebihannya, keenam burung tersebut adalah burung Kepodang berasal dari Jawa, burung Beo Nias dari Sumatera, burung Jalak dari Bali, burung Maleo dari Sulawesi, burung Rangkong dari Kalimantan dan burung Cendrawasih dari Papua.

"Akulah Kepodang, kicauanku sangatlah indah, warna buluku yang kuning mencolok pasti akan membuat semarak festival ini.", ungkap si burung Kepodang di hadapan para burung .

"Hei Kepodang, kicauanmu masih kalah denganku, perkenalkan akulah Beo Nias Sumatera, aku mampu menirukan banyak suara, pasti akan menghibur seluruh peserta festival ini."kata si Beo Nias Sumatera yang juga tak mau kalah.

"Hei Beo dan Kepodang, kicauan kalian masih kalah melengking dengan cerewetnya kicauanku yang merdu, akulah Jalak dari Bali, warna buluku yang putih mengkilap sudah termasyhur di seluruh Nusantara."seloroh Jalak Bali yang menunjukkan kesombongannya.

"Waduh.. kalian bertiga ini, kenapa meributkan siapa yang paling bagus kicauannya, kalian lihat tempat festival yang indah ini, siapakah yang menemukannya ? perkenalkan akulah Maleo dari Sulawesi, akulah yang menemukan tempat telaga indah ini.", kata si Burung Maleo yang mengungkapkan kemampuan jelajahnya.

"Kalian semua ini apa tidak merasa lapar, festival takkan sempurna jika tidak tersedia makanan yang cukup, perkenalkan akulah Rangkong dari Kalimantan, lihatlah paruhku yang besar seperti gading gajah, aku mampu membawa makanan yang banyak untuk seluruh peserta festival.", ungkap si burung Rangkong yang menunjukkan kehebatannya dalam membawa makanan dalam jumlah banyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline