Lihat ke Halaman Asli

Satria Widiatiaga

TERVERIFIKASI

Guru Sekolah Alam

Kiat Kembangkan Guru Bermental Generasi Strawberry

Diperbarui: 7 Juni 2024   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Guru Generasi Strawberry (sumber : Quora )

" Guru kok kerjaannya megang hape saja di kelas"

"Murid kok dijadikan konten terus, guru apa itu..?"

"Baru diceramahi sebentar sama Kepala Sekolah, malah nangis mewek buat status, guru kok gitu sih"

Itu adalah hanyalah contoh celetukan-celetukan para guru senior sepuh kepada para guru-guru muda yang kelahiran sekitar akhir 90-an ke atas. Disparitas mental antara guru senior dan guru yang baru saja mengajar memang cukup kentara dalam beberapa tahun terakhir. Tak hanya dalam dunia kependidikan, di dunia kerja pada umumnya memang sedang terjadi fenomena perbedaan tajam mental antar generasi kerja yang kadang menimbulkan gesekan.

Saya sendiri yang kelahiran tahun 80an, sewaktu kali pertama berkerja, hampir tidak ada kendala dalam penyesuian irama kerja dengan para senior. Namun saat ini saya yang sudah kepala 3, jujur agar keteteran dalam menyesuaikan irama dengan adik-adik junior di bawah saya. Entah itu cara arah bicara mereka atau kepekaan dalam hadapi masalah benar-benar sangat berbeda dengan generasi saya dan generasi di atas saya.

Dalam dunia kerja, mereka ini disebut generasi strawberry, dimana pakar pendidikan Rhenald Khasali mengesankan generasi strawberry adalah sekelompok generasi yang sebenarnya sangat indah dipandang namun sangat mudah rapuh hancur. Sebagaimana filosofi buah Strawberry, yang tampak indah dari luar, namun sangat mudah tergesek dan hancur, maka seperti itulah gambaran generasi kelahiran akhir 90an ke atas, yang sewaktu kecilnya kerap dimanjakan oleh berbagai kemudahan.

Ciri-ciri negatif pada generasi strawberry ialah pertama yaitu rentan terhadap stress, dimana mereka sulit menerima tekanan-tekanan dalam pekerjaan. Kemudian, kedua memiliki ketahanan mental yang cenderung kurang, sehingga memiliki kerapuhan dalam menghadapi masalah. Kemudian, ketiga yaitu cenderung memiliki ketergantungan pada teknologi, hal ini diakibatkan generasi ini semenjak lahir sudah sangat akrab sekali dengan teknologi gawai yang mempermudah hidup mereka.

Walau demikian, tidak sepenuhnya generasi Strawberry buruk, mereka juga indah apabila dipoles dengan baik. Ciri positif pertama dari generasi ini adalah memiliki daya kreatif yang tinggi, mereka mampu memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Ciri kedua adalah memiliki jiwa inovatif yang selalu berkembang, dimana mereka suka hal-hal yang baru untuk dikembangkan. Lalu, ciri positif ketiga adalah punya pola pikir 'out of the box' yang luar biasa, mereka tidak suka cara-cara konvensional dalam berkerja.

Melihat semua ciri positif dan negatif di atas, apakah anda pernah melihat rekan kerja muda atau guru-guru muda yang bermental tersebut, atau mungkin salah satu pembaca artikel ini yang masih berstatus guru honorer muda yang kerap disuruh guru senior untuk buat acara-acara sekolah seabrek.

Hampir di setiap sekolah pasti ada ditemukan guru muda yang merasa ingin berkontribusi besar, namun terkadang terjadi friksi dengan para senior-seniornya. Sungguh ini memang hal yang baru dalam dunia kerja di Indonesia. Jika di jaman dulu para pegawai muda, biasanya harus menunggu 5-7 tahun lamanya, baru bisa berani mengekspresikan hal-hal baru dalam lingkungan kerjanya, dimana dalam masa itu, para guru muda atau karyawan yang baru masuk kerja biasanya 'manut-manut' saja ikut alur kerja yang sudah ada alias cari aman saja dulu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline